Pertemuan Trump-Zohran Mamdani Penuh Pujian di Gedung Putih, Dulunya Saling Kecam
WASHINGTON, iNews.id - Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan Wali Kota New York terpilih, Zohran Mamdani di Gedung Putih, Jumat (21/11/2025) berlangsung hangat. Pasalnya, kedua tokoh tersebut sempat saling kecam di berbagai kesempatan.
Sebelumnya, Trump dan Mamdani berselisih paham tentang berbagai hal, mulai dari imigrasi hingga kebijakan ekonomi. Namun, keduanya diklaim telah menjalin hubungan baik sejak pertemuan pertama mereka itu.
Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang oval, Trump dan Mamdani saling tersenyum, berbalas pujian, hingga berjanji untuk bekerja sama mengatasi kejahatan dan keterjangkauan di New York.
"Kami sepakat lebih dari yang saya perkirakan. Kami memiliki satu kesamaan, ingin kota yang kami cintai ini berkembang dengan sangat baik," ucap Trump usai pertemuan tertutup dilansir dari Reuters, Sabtu (22/11/2025).
Meski begitu, baik Trump dan Mamdani tidak menjelaskan apa isi pertemuan mereka. Dalam kesempatan itu, Mamdani menuturkan, keduanya fokus untuk memajukan New York.
"Yang sangat saya hargai dari presiden adalah bahwa pertemuan yang kami adakan tidak berfokus pada titik-titik perselisihan, yang memang banyak, tetapi juga berfokus pada tujuan bersama yang kami miliki dalam melayani warga New York," ujar Mamdani.
Tidak hanya itu, Trump dan Mamdani juga menertawakan bersama sejumlah hinaan pedas yang mereka lontarkan untuk masing-masing pihak dalam beberapa minggu terakhir.
"Saya pernah disebut jauh lebih buruk daripada seorang lalim. Jadi, ini tidak terlalu menghina, tapi saya pikir dia akan berubah pikiran setelah kita bekerja sama," kata Trump.
Trump pun mengaku senang untuk mengesampingkan perbedaan partisan.
"Semakin baik ia melakukannya, semakin bahagia saya," ujarnya.
Sebelumnya, saat Mamdani melesat dalam jajak pendapat menuju pemilu awal bulan ini, Trump melontarkan ancaman untuk mencabut dana federal dari New York.
Di sisi lain, Mamdani secara rutin mengkritik berbagai kebijakan Trump, termasuk rencana untuk meningkatkan upaya penegakan hukum imigrasi federal di New York, di mana empat dari sepuluh penduduknya lahir di luar negeri.
Tidak hanyai itu, dalam beberapa minggu sebelum mereka bertemu, Trump melabeli Mamdani sebagai 'orang gila kiri radikal', komunis, dan pembenci Yahudi, tanpa memberikan bukti untuk pernyataan tersebut.
Editor: Aditya Pratama