Picu Ketegangan Dua Korea, Siapa Sebenarnya Kim Yo-jong?
JAKARTA, iNews.id - Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara semakin memanas akhir-akhir ini. Pemicunya pernyataan Kim Yo-jong yang menyudutkan Korsel. Lalu, siapa sebenarnya Kim Yo-jong?
Selasa (16/6/2020) kemarin, Korut menghancurkan kantor penghubung kedua Korea di area perbatasan. Pyongyang bahkan mengirim kembali pasukan ke batas wilayah dua negara.
Tensi panas dua negara di Semenanjung Korea bermula ketika Kim Yo-jong mengecam keras pemerintah Korsel yang dinilai tak melakukan apapun terkait pemberontak yang terus mengirimkan selebaran anti-pemerintah Kim Jong-un.
Kim Yo-jong merupakan cucu perempuan pemimpin legendaris Korut, Kim Il-sung. Dia tidak lain merupakan adik kandung Presiden Korut saat ini, Kim Jong-un. Karier politik Kim Yo-jong dimulai pada 9 Marey 2014 saat dia menjadi anggota senior di Komite Sentral Partai Buruh Korea.
Posisinya saat itu adalah Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi Partai Pekerja yang bertanggung jawab atas citra publik Kim Jong-un.
Pada 2017, Kim Yo-jong mendapat julukan perempuan paling berpengaruh dari media-media Korut setelah diberi tanggung jawab sebagai anggota pengganti Politbro Partai Buruh Korea dari 2017 sampai 2019.
Pada pemilihan yang dilakukan Partai Buruh pada April lalu, perempuan 30 tahun kembali dipercaya memegang peran tersebut. Nama Kim Yo-jong semakin diperhitungkan pengaruhnya setelah dia tampil mendampingi saudaranya dalam berbagai pertemuan tingkat tinggi termasuk KTT Denuklirisasi dengan Presiden AS Donald Trump, dan Presiden Korsel, Moon Jae-in.
"Kim Yo-jong akan menjadi basis kekuatan utama dengan mengontrol organisasi dan departemen pembinaan, peradilan, dan keamanan publik," kata Cho Han-bum dari Institut Unifikasi Nasional Korea.
Kim Yo-jong Tak Mau Kompromi dengan Korsel
Sehari pascapenghancuran kantor penghubung dua Korea, Korsel berencana mengirimkan utusan khusus untuk bertemu dengan Presiden Kim Jong-un. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Kim Yo-jong.
Dia berasumsi rencana Korsel mengirimkan delegasinya sebagai manuver politis yang berusaha mendikte Korut.
"Moon sangat suka mengirim utusan khusus untuk mengatasi krisis dan sering mengajukan proposal tak masuk akal," kata Kim Yo-jong dikutip dari BBC.
"Tapi dia harus memahami dengan jelas bahwa trik seperti itu tidak akan lagi berhasil pada kami," lanjutnya.
Editor: Arif Budiwinarto