PM Inggris Johnson Sebut Presiden Putin Perempuan, Begini Reaksi Keras Rusia
MOSKOW, iNews.id - Pernyataan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tak akan memutuskan invasi ke Ukraina jika dirinya perempuan memancing reaksi keras dari Kremlin. Disebutkan pernyataan itu hanya akan membuat Johnson menjadi objek penelitian para ahli psikoanalis.
"Freud tua (Sigmund Freud) akan memimpikan ini sebagai subjek penelitian selama hidupnya," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari RT, Kamis (30/6/2022).
Sigmund Freud merupakan peneliti Austria yang mendirikan aliran psikoanalisis, cabang dalam ilmu psikologi.
Pernyataan Johnson soal Putin itu disampaikan saat dia diwawancara media Jerman ZDF pada Selasa lalu. Disebutkan keputusan Putin menyerang Ukraina merupakan contoh utama dari maskulinitas yang beracun.
"Jika Putin seorang perempuan, yang jelas bukan, jika iya, saya benar-benar berpikir dia tak akan memulai perang macho, serta kekerasan yang gila seperti dia lakukan," kata Johnson.
“Jika Anda menginginkan contoh sempurna dari maskulinitas beracun, itulah yang dia lakukan di Ukraina,” ujarnya lagi, seraya menambahkan Rusia perlu memperbanyak perempuan yang duduk di kekuasaan.
Candaan tentang Putin lainnya juga sempat disampaikan Johnson saat KTT G7 di pegunungan Bavaria, Jerman. Saat itu dia dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bercanda apakah mereka harus melepas baju dan bertelanjang dada untuk menunjukkan kekekaran tubuh guna memperlihatkan lebih tangguh daripada Putin.
Sindiran itu mengacu pada beberapa foto saat Putin bertelanjang dada sambil menunggang kuda, memancing, berenang, dan berburu beruang di pegunungan Siberia.
Dalam wawancara dengan NBC pada 2018, Putin mengatakan tidak menyangka foto-foto itu beredar luas di internet. Dia juga mengkritik media Barat yang lebih tertarik menonjolkan foto dirinya bertelanjang dada ketimbang saat duduk di depan meja kantor sambil melihat dokumen.
Editor: Anton Suhartono