PM Israel: Kosovo Negara Mayoritas Muslim Pertama yang Buka Kedutaan di Jerusalem
JERUSALEM, iNews.id - Israel menyambut gembira hasil pertemuan Serbia dan Kosovo yang dimediasi Amerika Serikat. Salah satu hasil pertemuan itu adalah Kosovo akan membuka kedutaan di ibu kota Israel, Jerusalem.
Kabar tersebut diungkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Kamis dan Jumat (3-4/6/2020) kemarin.
Setelah dua hari pertemuan dengan pejabat adminstrasi Trump, Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo, Avdullah Hoti menyepakati kerja sama lingkup ekonomi untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.
Selain itu, kepala pemerintahan dua negara juga menyepakati kerja sama diplomatik dengan Israel--sekutu Amerika Serikat. Serbia mengumumkan mereka akan memidahkan gedung kedutaan ke Jerusalem, ibu kota baru Israel.
Langkah Serbia diikuti Kosovo. Pernyataan kantor perdana menteri Israel menyatakan selama pertemuan PM Netanyahu dan PM Hoti kedua belah pihak sepakat menjalin hubungan diplomatik secara penuh ditandai dengan mendirikan kantor kedutaan Kosovo di Jerusalem.
"Kosovo akan menjadi negara mayoritas muslim pertama yang membuka kedutaan di Jerusalem. Seperti yang pernah saya katakan beberapa hari lalu bahwa lingkaran perdamaian terus meluas dan lebih banyak negara akan bergabung," kata Netanyahu dikutip dari Times of Israel, Minggu (6/9/2020).
Presiden Kosovo, Hashim Thaci, melalui media sosial Twitter mengapresiasi tercapainya kesepakatan terkait hubungan diplomatik dengan Israel.
"Saya menyambut gembira pengumuman PM @netanyahu mengenai keinginan murni menerima Kosovo dan membangun hubungan diplomatik. Kosovo akan menepati janjinya menempatkan misi diplomatiknya di Jerusalem," demikian kicau PM Thaci.
Senada dengan Presiden Thaci, Donald Trump juga menyambut gembira tercapainya kesepakatan itu. Trump optimistis langkah tersebut meyakinkan negara-negara muslim lainnya untuk membuka perwakilan misi internasional mereka di Jerusalem.
Editor: Arif Budiwinarto