PM Malaysia Anwar Ibrahim Reshuffle Kabinet Besar-besaran
KUALA LUMPUR, iNews.id - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melakukan perombakan kabinet besar-besaran atau reshuffle, Selasa (16/12/2025). Dia mengumumkan menteri baru yakni nama-nama politisi terkemuka.
Anwar berdalih, melalui reshuffle ini pemerintah akan terus memperkuat tata kelola serta meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan demi kesejahteraan rakyat.
Ada delapan pos menteri yang diganti, yakni Menteri Investasi Perdagangan dan Industri kini diisi oleh Johari Ghani, Menteri Perekonomian Akmal Nasrullah Mohd Nasir, Menteri Sumber Daya Manusia R Ramanan, Menteri Pemuda dan Olahraga Mohammed Taufiq Johari, Menteri di Departemen Perdana Menteri (Wilayah Federal) Hannah Yeoh, Menteri Pengembangan Kewirausahaan dan Koperasi Steven Sim, Menteri Perkebunan dan Komoditas Noraini Ahmad, serta Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Sabah, Sarawak) Mustapha Sakmud.
Selain itu, reshuffle juga dilakukan karena beberapa pos kementerian telah kosong karena menteri sebelumnya mengundurkan diri.
Rafizi Ramli dan Nazmi Nik Ahmad mengundurkan diri, masing-masing sebagai menteri perekonomian dan menteri sumber daya alam dan keberlanjutan lingkungan. Mereka mundur pada Mei lalu menyusul kekalahan partai masing-masing dalam pemilu.
Ewon Benedick mengundurkan diri sebagai menteri pengembangan usaha dan koperasi pada November. Sebelumnya dia mengatakan akan mengundurkan diri jika pemerintah memutuskan untuk mengajukan banding atas putusan Pengadilan Tinggi Kota Kinabalu yang menegaskan hak Sabah atas 40 persen pendapatan federal bersih yang berasal dari negara bagian tersebut.
Selain itu jabatan menteri investasi, perdagangan, dan industri kosong sejak awal Desember setelah masa jabatan kedua Zafrul Abdul Aziz sebagai senator berakhir.
Anwar terakhir kali melakukan reshuffle besar pada Desember 2023 setelah penurunan popularitas di tengah kekhawatiran tentang keadaan ekonomi, inflasi, dan lambatnya laju reformasi yang dijanjikan.
Kabinet Malaysia terdiri dari anggota parlemen federal dan negara bagian terpilih dari kedua majelis Parlemen, serta senator yang ditunjuk di majelis tinggi.
Pemerintahan Anwar Ibrahim terdiri atas 35 posisi menteri serta 30 wakil menteri.
Perombakan kabinet ini kemungkinan besar merupakan yang kabinet terakhir dilakukan Anwar dengan tujuan memperkuat susunan koalisi sebelum Pemilihan Umum ke-16 pada awal 2028. Apalagi koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar mengalami kekalahan telak dalam pemilu di Sabah.
Editor: Anton Suhartono