Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

PM Netanyahu: Palestina Tak Boleh Veto Negosiasi Damai Israel-Arab Saudi

Sabtu, 23 September 2023 - 03:07:00 WIB
PM Netanyahu: Palestina Tak Boleh Veto Negosiasi Damai Israel-Arab Saudi
PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut Palestina tak boleh menghentikan proses perdamaian negaranya dengan Arab Saudi (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Palestina tak boleh menjadi ganjalan proses perdamaian negaranya dengan Arab Saudi. Seperti diketahui, Saudi menjadikan isu Palestina sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel. 

Pemulihan hubungan kedua negara sedang diupayakan melalui mediasi Amerika Serikat. Jika terwujud, Saudi akan menjadi negara Arab kelima yang memulihkan hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham.

Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB, Jumat (22/9/2023), Netanyahu mengatakan Palestina tidak boleh mem-veto proses kesepakatan di kawasan.

“Tidak diragukan lagi, Perjanjian Abraham menandai dimulainya era baru perdamaian. Saya yakin kita sedang berada di titik puncak terobosan yang lebih dramatis. Perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi,” kata Netanyahu, dikutip dari Reuters.

Meski dia bersedia mencari solusi dengan Palestina, Netanyahu menegaskan tak boleh diberikan kekuatan untuk menghentikan prosesnya.

“Kita tidak boleh memberikan hak veto kepada Palestina terkait perjanjian perdamaian baru dengan negara-negara Arab,” tuturnya.

Isu soal Israel akan menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi semakin meningkat pekan ini. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan, kesepakatan damai dengan Israel semakin dekat dari hari ke hari.

Di bawah mediasi AS, empat negara Arab sudah menormalisasi hubungan dengan Israel yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko pada 2020. Disusul setahun kemudian oleh Sudan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut