Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Warga Swedia Dideportasi dari Indonesia, Ternyata Buronan Kejahatan Berat
Advertisement . Scroll to see content

PM Swedia Kecam Pembakaran Alquran oleh Rasmus Paludan, tapi...

Minggu, 22 Januari 2023 - 19:24:00 WIB
PM Swedia Kecam Pembakaran Alquran oleh Rasmus Paludan, tapi...
Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedubes Turki di Stockholm (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson mengecam aksi pembakaran Alquran oleh politikus Denmark Rasmus Paludan, Sabtu kemarin. Paludan membakar salinan Kitab Suci umat Islam itu di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Turki di Stockholm.

Kristersson menyebut pembakaran Alquran oleh politikus sayap kanan yang sangat membenci Islam tersebut sebagai tindakan tidak sopan. Meski demikian, dia menegaskan aksi Paludan tidak melanggar hukum.

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi tindakan yang sah belum tentu bisa diterima. Membakar kitab-kitab suci bagi banyak orang adalah tindakan sangat tidak sopan. Saya ingin menyampaikan simpati kepada semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang telah terjadi di Stockholm," kata Kristersson, dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali Sputnik, Minggu (22/1/2023).

Paludan yang juga pemimpin partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs, leluasa melakukan aksi pembakaran Alquran di Kedubes Turki setelah mendapat izin terkait dari otoritas setempat. 

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki mengecam keras aksi tersebut dengan menyebutnya sebagai serangan keji terhadap kitab suci, level Islamofobia yang sangat mengkhawatirkan, dan bentuk gerakan rasisme dan diskriminatif di Eropa.

Pembakaran Alquran itu juga dikecam Kemlu beberapa negara Teluk, seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Aksi Paludan itu tak lepas dari tekanan Turki terhadap para pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dicap Turki sebagai organisasi teroris. PKK mendapat tempat di Swedia yang menjadi ganjalan bagi Turki memberikan restu kepada negara itu untuk bergabung menjadi anggota NATO.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut