Presiden Kolombia Serukan Maskapai Kembali Terbang ke Venezuela: Tak Ada Negara yang Diblokade!
KARAKAS, iNews.id - Ketegangan geopolitik di kawasan Amerika Latin terus meningkat setelah sejumlah maskapai internasional menghentikan penerbangan menuju dan dari Venezuela. Namun di tengah kekhawatiran pecahnya perang dan meningkatnya aktivitas militer Amerika Serikat (AS) di sekitar Laut Karibia, Presiden Kolombia Gustavo Petro menyerukan pemulihan konektivitas udara dan menolak keras tindakan yang berpotensi memblokade sebuah negara.
Gelombang pembatalan penerbangan dimulai setelah Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan peringatan keamanan pada Jumat pekan lalu. FAA meminta maskapai AS meningkatkan kewaspadaan ketika melintasi wilayah udara Venezuela, menyusul laporan meningkatnya risiko terkait kemungkinan operasi militer AS.
Dampaknya langsung terasa. Dalam 2 hari, jumlah maskapai internasional yang membatalkan penerbangan melonjak dari tiga menjadi tujuh.
Presiden Asosiasi Maskapai Penerbangan Venezuela Marisela de Loaiza mengatakan, enam maskapai telah menangguhkan rute ke Venezuela tanpa batas waktu, yakni TAP, LATAM, Avianca, Iberia, Gol, dan Karibia. Turkish Airlines menyusul dengan menangguhkan operasinya pada 24 hingga 28 November.
Sementara aktivitas penerbangan menurun drastis, ketegangan justru meningkat. Militer AS mengerahkan pesawat pengebom hingga ke pesisir Venezuela dan beberapa kali melakukan latihan simulasi serangan.
Armada tempur kapal induk USS Gerald R Ford juga disiagakan di Karibia, meningkatkan ketidakpastian keamanan di kawasan.
Petro: Blokade Negara Sama dengan Blokade Manusia
Menanggapi situasi yang semakin mengarah pada isolasi udara terhadap Venezuela, Presiden Kolombia Gustavo Petro menyampaikan kritik keras terhadap gangguan penerbangan di Amerika Latin.
Melalui unggahan di platform X, Petro menegaskan wilayah udara dan rute penerbangan di kawasan tidak boleh menjadi korban dari eskalasi geopolitik.