Presiden Suriah: Turki Pemicu Perang Armenia-Azerbaijan
Pertempuran terbaru antara separatis Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh telah berlangsung sembilan hari. Laporan menyebut korban jiwa telah mencapai 400 orang dari pejuang maupun warga sipil.
Konflik di wilayah Nagorno-Karabakh sudah terjadi sejak tahun 1990-an. Komunitas internasional mengakui Nagorno-Karabakh sebagai bagian Azerbaijan, akan tetapi populasi dan pemerintahan wilayah itu dikuasai oleh etnis Armenia.
NATO dan komunitas internasional yang diwakili Amerika Serikat dan Rusia telah meminta Armenia dan Azerbaijan segera melakukan gencatan senjata. Namun, permintaan itu tak cukup ampuh menghentikan aksi saling serang.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengatakan pihaknya bersedia menghentikan serangan dengan syarat separatis Armenia menarik mundur semua pasukan dari pendudukan mereka di Nagorno-Karabakh.
Sebaliknya, separatis Armenia menolak permintaan tersebut, mereka kecewa dengan PBB dan dunia internasional yang tak mampu menuntaskan sengketa di wilayah itu selama bertahun-tahun.
Editor: Arif Budiwinarto