Presiden Taiwan Tsai Ing Wen Puji Aksi Heroik Pilot AU yang Cegat Jet Tempur China
PENGHU, iNews.id - Presiden Taiwan Tsai Ing Wen memuji aksi heroik pilot angkatan udara (AU) karena mencegat jet tempur China yang mendekati wilayahnya.
Saat mengunjungi pangkalan AU di Penghu, Selat Taiwan, Tsai mengungkapkan para pilot jet tempur merupakan para pemberani.
China melakukan latihan perang pekan lalu di dekat Selat Taiwan dan beberapa pesawat tempur dilaporkan melintasi garis tengah selat meskipun tak sampai ke daratan. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
"Saya sangat percaya kepada Anda. Sebagai tentara Republik China (istilah resmi Taiwan), bagaimana kita bisa membiarkan musuh mondar-mandir di wilayah udara kita sendiri?" katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (22/9/2020).
"Saya sadar, menghadapi perilaku provokatif dari pesawat komunis yang telah mengepung pulau dan merusak perdamaian di kawasan dalam beberapa hari terakhir, tugas Anda di garis depan wilayah udara, Penghu, menjadi lebih berat," ujarnya, menambahkan.
Pangkalan yang kini menjadi rumah bagi kesatuan F-CK-1 Ching kuo Indigenous Defense Fighters (IDF) yang berada di garis depan dalam merespons setiap penyusupan yang dilakukan militer China.
Seorang perwira senior Skuadron Heavenly Colt IDF di pangkalan tersebut, Wang Chia Chu, mengatakan hanya ada waktu 5 menit untuk bertindak setelah pesawat China terpantau.
"Kami akan mempertahankan wilayah udara secara real time selama ada ancaman," kata Wang.
Perwira senior lainnya mengatakan, IDF yang berbasis di Penghu berjuang hampir setiap hari setelah ketegangan memuncak.
AU Taiwan juga diperkuat dengan rudal jelajah udara ke darat Wan Chien yang digunakan sejak 2018. Rudal dapat ditembakkan dari pangkalan IDF dengan jarak sekitar 200 km sesuai jangkauan fasilitas China atau kapal musuh yang masuk dalam pandangan mereka.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri China menegaskan tak menganggap adanya garis tengah Selat Taiwan. Komentar itu memicu kecaman dari Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu.
Wu menyebut garis itu sebagai simbol penting untuk menghindari bentrokan militer serta mendesak negara lain untuk mengutuk China.
"Kami menuntut masyarakat internasional mengecam keras kata-kata dan tindakan China serta menuntut Pemerintah China menghentikan semua yang telah dilakukannya," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono