Pria China Ditangkap saat Memotret Pangkalan Angkatan Laut AS di Florida

KEY WEST, iNews.id- Seorang pria China ditangkap di Amerika Serikat (AS) saat memotret pangkalan Angkatan Laut AS di Florida Keys, Kamis (26/12/2019).

Saksi mata mengatakan, pria bernama Liao Lyuyou (27) itu mulanya berjalan-jalan di sepanjang pagar pangkalan Stasiun Udara AL Key West dan memasuki failitas militer dari arah bebatuan di laut.

Baca Juga

Bom Bunuh Diri Guncang Islamabad, Menhan Pakistan Tetapkan Status Perang

Menurut laporan Miami Herald, seperti dilaporkan kembali AP, Liao sudah diperingatkan warga sekitar agar tidak memasuki area terlarang bernama Truman Annex itu, namun diabaikan.

Polisi militer AL lalu melihat Liao mengambil foto menggunakan kamera ponsel. Petugas mengambil tindakan dengan menyita ponsel dan menangkapnya. Liao lalu diserahkan ke Badan Penyelidikan Kriminal AL untuk diperiksa.

Dia lalu ditahan dan didakwa karena memasuki fasilitas AL dengan tujuan memotret instalasi pertahanan.

Sementara itu Liao mengatakan kepada penyelidik bahwa dia hanya ingin untuk mengambil foto matahari terbit. Namun berdasarkan pemeriksaan di ponsel ditemukan gambar-gambar fasilitas AL.

Penangkapan Liao terjadi setahun setelah warga China lainnya dituduh mengambil foto di Stasiun Udara Angkatan Laut di Key West.

Pada September 2018, polisi Key West menangkap Zhao Qianli (20) di pangkalan itu.

Zhao mengatakan kepada otoritas federal bahwa dia seorang siswa musik dan sedang tersesat di jalur wisata.

Namun para penyelidik menemukan foto-foto di ponsel Zhao dan kamera digital yakni gedung-gedung pemerintah dan antena Departemen Pertahanan.

Zhao dijatuhi hukuman penjara setahun setelah mengaku bersalah dalam sidang pada Februari 2019 atas tuduhan memotret instalasi pertahanan.

Pada Maret lalu, seorang perempuan China, Zhang Yujing (33) ditangkap di resor Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, milik Presiden Donald Trump.

Dia didakwa melakukan pelanggaran di daerah terlarang dan berbohong kepada agen federal. Zhang dinyatakan bersalah pada September dan dijatuhi hukuman 8 bulan penjara pada November.

Editor: Anton Suhartono