Dia juga getol memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia.
Carter juga membuat heboh dunia melalui buku berjudul "Palestine Peace Not Apartheid" yang terbit pada 2006.
Buku ini dibuat berdasarkan pembicaraan damai antara Mesir dan Israel yang dia tengahi selama menjabat presiden. Pembicaraan damai itu dilakukan antara pemimpin Israel Menachem Begin serta Anwar Sadat dari Mesir yang menghasilkan perjanjian damai.
Dalam buku ini, Carter berpendapat bahwa kontrol dan pembangunan permukiman Israel yang berkelanjutan telah menjadi hambatan utama bagi perjanjian damai yang komprehensif di Timur Tengah.
Perspektif itu ditambah dengan penggunaan kata Apartheid dalam judul Peace Not Apartheid. Para kritikus menyebut penggunaan isilah itu sebagai kesalahan atau keliru, sehingga memicu protes keras dari kalangan pendukung Israel.
Dalam buku itu Carter berbicara tentang pengalamannya dalam menangani konflik Timur Tengah.
Beberapa orang menuduh bahwa Carter menganut bias anti-Israel dalam buku tersebut, sementara yang lain mengkritik karya tersebut karena ceroboh, menghilangkan informasi penting, dan karena tidak tepat dalam beberapa hal. Dalam banyak bagian, buku tersebut sangat kritis terhadap perlakuan Israel terhadap warga Palestina.
Namun Carter membela bukunya serta membantah bahwa respons terhadapnya di dunia nyata sangat positif.
Carter, sosok diplomat ulung yang membuatnya meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, mengungkapkan rasa prihatin atas serangan yang ditujukan kepadanya sejak buku tersebut diterbitkan.
"Ini pertama kalinya saya disebut pembohong, fanatik, anti-Semit, pengecut, dan plagiator. Ini menyakiti saya," katanya.
Penggunaan kata "Apartheid" dalam judul buku tersebut memicu kontroversi. Namun Carter membela penggunaan kata tersebut dengan mengatakan dia menggunakannya meskipun sadar bahwa itu provokatif.
Di dalam negeri, prestasi pemerintahannya meliputi program energi komprehensif yang dijalankan oleh Departemen Energi; deregulasi dalam energi, transportasi, komunikasi, dan keuangan serta program pendidikan utama di bawah Departemen Pendidikan.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku