Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Kim Ga Eun, Aktris Korea Selatan yang Baru Menikah di Usia 36 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Profil Mohammad Mustafa PM Palestina yang Baru, Doktor Lulusan AS Bertekad Usir Israel

Jumat, 15 Maret 2024 - 07:08:00 WIB
Profil Mohammad Mustafa PM Palestina yang Baru, Doktor Lulusan AS Bertekad Usir Israel
Profil Mohammad Mustafa, perdana menteri Palestina yang baru, menarik diketahui (Foto: Kantor Presiden Palestina via Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

TEPI BARAT, iNews.id - Profil Mohammad Mustafa, perdana menteri Palestina yang baru menarik untuk diketahui. Mustafa ditunjuk sebagai Perdana Menteri (PM) Palestina yang baru, Kamis (14/3/2024), menggantikan Mohammed Shtayyeh yang mundur pada Februari lalu. Tugas berat menanti pakar ekonomi Palestina itu.

Presiden Mahmoud Abbas memberi tugas kepada Mustafa untuk mengoordinasikan bantuan terhadap warga Gaza serta merekonstruksi wilayah itu pasca-perang.

Profil Mohammad Mustafa

Pria kelahiran Kota Tulkarem, Tepi Barat, itu meraih gelar PhD di bidang Administrasi Bisnis dan Ekonomi dari George Washington University, Amerika Serikat. Dia juga pernah bekerja di Bank Dunia di Washington DC.

Mustafa bukan orang baru di Pemerintah Otoritas Palestina (PA). Beberapa jabatan pernah dipegangnya. Dia pernah memimpin perusahaan telekomunikasi Paltel serta jabatan yang terakhir diembannya adalah memimpin Dana Investasi Palestina (PIF) dengan aset senilai hampir 1 miliar dolar AS. Dana dari lembaga tersebut digunakan untuk membangun proyek-proyek di seluruh wilayah Palestina.

Dia juga pernah menjadi anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Abbas. PLO mengakui Israel pada awal proses perdamaian pada 1993 seraya berharap bisa mendirikan negara Palestina di wilayah yang direbut oleh Israel dalam Perang Arab-Israel 1967, meliputi Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.

Dia juga pernah menjabat wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas urusan ekonomi pada periode 2013 hingga 2014. Di tahun yang sama dia memimpin komite yang bertugas membangun kembali Gaza setelah perang 7 minggu yang menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina.

Bagi Mustafa, Gaza memang bukan wilayah garapan baru meski PA hanya memegang kendali di Tepi Barat. Dia dipercaya memimpin upaya rekonstruksi di wilayah itu setelah perang Israel dan Hamas pada 2014.

Tugas yang sama kini diembannya, namun konflik 10 tahun lalu jauh berbeda dengan saat ini. Kehancuran di Gaza sangat masif, lebih dari 60 persen bangunan, baik permukiman dan fasilitas, tinggal puing-puing akibat kebrutalan Israel.

Berbicara di Forum Ekonomi Davos, Swiss, pada 17 Januari lalu, Mustafa mengatakan bencana dan dampak kemanusiaan dari perang saat ini jauh lebih besar dibandingkan satu dekade lalu.

Mustafa juga menyebut serangan lintas batas Hamas ke Israel pada 7 Oktober sebagai hal yang disayangkan. Namun dia menegaskan dari kejadia ini terungkap akar dari masalah lebih besar yang diderita rakyat Palestina selama 75 tahun.

“Sampai saat ini kita masih meyakini bahwa kenegaraan bagi Palestina adalah jalan ke depan, sehingga kami berharap kali ini bisa mewujudkannya, sehingga seluruh masyarakat di kawasan bisa hidup aman dan damai,” ujarnya, saat itu.

Sekitar 85 persen dari total 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dalam kondisi kekurangan makanan dan air bersih.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut