Profil Rupert Murdoch, Taipan Media yang Digugat Donald Trump
Rupert Murdoch telah beberapa kali menyatakan pensiun secara bertahap dan mulai menyerahkan tongkat kekuasaan kepada anak-anaknya, terutama Lachlan Murdoch, yang kini memimpin Fox Corporation.
Namun, ketegangan internal keluarga juga tak sedikit. Anak-anaknya memiliki pandangan politik yang berbeda, beberapa bahkan menentang agenda konservatif yang kerap didukung jaringan Fox News.
Kritik juga menghampiri Murdoch karena perannya dalam menyebarkan disinformasi dan retorika politik yang memecah belah, terutama melalui Fox News. Meski demikian, dia tetap menjadi simbol kekuatan media yang tak tertandingi dalam era modern.
Dari surat kabar lokal di Australia hingga menjadi tokoh yang membentuk politik Amerika, Rupert Murdoch adalah sosok yang disegani sekaligus ditakuti.
Gugatan Donald Trump menjadi babak terbaru dalam kisah panjang seorang taipan media yang membentuk sejarah dunia modern dan kini harus menghadapi pertarungan terbuka dengan orang yang dulu ikut dia besarkan.
Trump menggugat Murdoch terkait pemberitaan di salah satu media miliknya The Wall Street Journal (WSJ). Selain Murdoch, Trump juga menggugat dua jurnalis WSJ serta Dow Jones & Company. Trump mengklaim tujuan menggugat Murdoch dan kedua jurnalisnya untuk membela rakyat AS melawan berita palsu.
Catatan pengadilan yang dirilis pada Jumat (18/7/2025) mengungkap Trump mengajukan gugatan terhadap Murdoch, dua reporter WSJ, yakni Khadeeja Safdar dan Joseph Palazzolo, serta Dow Jones & Company terkait pemberitaan soal surat yang diduga ditulis Trump kepada terdakwa kasus kejahatan seksual atau predator seks Jeffrey Epstein.
"Gugatan ini diajukan tidak hanya atas nama Presiden favorit Anda, Saya, tapi juga untuk terus membela semua warga Amerika yang tidak akan lagi menoleransi kesalahan dilakukan oleh media berita palsu," kata Trump, dalam pernyataan di media sosial Truth Social.
Menurut Trump klaim WSJ bahwa dirinya mengirim surat ke Epstein salah, memfitnah, tidak berdasar, dan merendahkan.
WSJ pada Kamis mengangkan artikel bahwa Trump diduga mengirim surat ucapan selamat ulang tahun kepada Epstein. Ucapan selamat ditulis di dalam gambar seorang perempuan telanjang.
Editor: Anton Suhartono