Profil Saif Al Islam, Putra Diktator Muammar Khadafi yang Maju Pilpres Libya
Dia diduga mengalami penyiksaan berat selama di penjara. Beberapa foto yang dirilis menunjukkan Saif Al Islam kehilangan jari. Selain itu dia tampak kehilangan gigi bagian depan saat masa awal penahanannya.
Selain pemerintah Libya, Saif Al Islam juga dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam menangani unjuk rasa kubu oposisi pada 2011.
Lahir pada 25 Juni 1972, dia memainkan peran kunci dalam pemulihan hubungan Libya dengan Barat antara tahun 2000 dan pemberontakan 2011.
Pria yang selalu tampil tegar itu memiliki hubungan dekat dengan Barat. Sebagai kepala badan amal keluarga Khadafi dan pemegang dana Otoritas Investasi Libya (LIA), dia memiliki akses untuk menggunakan sejumlah besar uang negara yang digunakan untuk memperlancar hubungan dengan Barat.
Sosoknya terlihat dalam beberapa negosiasi, termasuk kesepakatan yang membuat ayahnya meninggalkan program senjata nuklir serta menengahi pembebasan enam petugas medis Bulgaria yang dituduh menularkan HIV kepada anak-anak di sebuah rumah sakit Libya.
Dia juga menegosiasikan kompensasi bagi keluarga korban tewas pengeboman Lockerbie pada 1988, serangan kelab malam Berlin 1986, dan jatuhnya pesawat penerbangan UTA 772 pada 1989.
Satu yang paling fenomenal, pada 2009 Saif Al Islam terlibat dalam negosiasi kontroversial yang pada akhirnya membebaskan pelaku pengeboman Lockerbie, Abdelbaset Al Megrahi.