Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Program Nuklir Iran Semakin Mengkhawatirkan, Kesepakatan dengan AS Terancam

Selasa, 08 Desember 2020 - 17:31:00 WIB
Program Nuklir Iran Semakin Mengkhawatirkan, Kesepakatan dengan AS Terancam
Iran membangun fasilitas nuklir bawah tanah di Natanz untuk mengantisipasi serangan udara. (foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

TEHERAN, iNews.id - Tiga negara Eropa yakni Jerman, Prancis dan Inggris, menyebut program nuklir Iran saat ini semakin mengkhawatirkan. Jika terus dilanjutkan berpotensi menutup peluang kembali pada kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) belum lama ini merilis laporan yang mengungkap Iran berencana memasang tiga kaskade sentrifugal baru IR-2m di fasilitas pengayaan uranium Natanz. 

Natanz merupakan fasilitas bawah tanah yang dibangun untuk menahan ancaman serta serangan udara. 

Aktivitas itu menyalahi kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar, termasuk tiga negara Eropa di atas. Isi kesepakatan hanya memperbolehkan Iran menggunakan sentrifugal IR-1 generasi pertama--yang memurnikan uranium jauh lebih lambat--untuk menambah stok uranium yang diperkaya di fasilitas Natanz. 

"Jika Iran serius menjaga diplomasi, mereka tidak boleh menerapkan langkah-langah ini," demikian pernyataan bersama tiga negara yang dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (8/12/2020). 

Aktivitas pengayaan nuklir Iran berpotensi merusak peluang kembalinya AS ke JCPOA

Jerman, Prancis, dan Inggris yang bersama China dan Rusia merupakan pihak dalam kesepakatan penahanan nuklir Iran yang dikenal sebagai JCPOA mengingatkan Teheran agar menyeusaikan aktivitas pengayaan uranium mereka dengan kesepakatan tersebut.

Sebab, jika berlanjut dikhawatirkan akan merusak peluang kembalinya Amerika Serikat ke dalam JCPOA. 

AS sempat masuk dalam JCPOA pada 2015 di bawah pemerintahan Barack Obama. Namun, pada 2018 Presiden Donald Trump memutuskan menarik diri dari kesepakatan tersebut. 

"Pengumuman Iran baru-baru ini kepada IAEA bahwa pihaknya bermaksud untuk memasang tiga kaskade sentrifugal canggih tambahan di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar di Natanz bertentangan dengan JCPOA dan sangat mengkhawatirkan," lanjut isi pernyataan. 

Langkah pemerintah Iran memberlakukan undang-undang baru untuk menghentikan inspeksi PBB ke situs nuklir republik Islam serta meningkatkan pengayaan diluar batas kesepakatan tidak sesuai dengan perjanjian dan komitemen non-proliferasi yang lebih luas. 

"Langkah seperti itu akan membahayakan upaya bersama kami untuk melestarikan JCPOA dan juga berisiko membahayakan peluang penting untuk kembali ke diplomasi dengan pemerintahan AS yang akan datang."

"Kembali ke JCPOA juga akan bermanfaat bagi Iran," lanjutnya. 

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut