Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

Puing-Puing Roket Long March 5B Milik China Jatuh di Samudera Hindia 

Minggu, 09 Mei 2021 - 12:39:00 WIB
Puing-Puing Roket Long March 5B Milik China Jatuh di Samudera Hindia 
Roket terbesar China, Long March 5B. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Puing-puing roket terbesar China,  Long March 5B berjatuhan di Samudera Hindia, Minggu (9/5/2021). Saat masuk atmosfer bumi, sebagian komponen telah hancur. 

Dengan ini, maka teka-teki lokasi jatuhnya puing-puing roket China pun terjawab. AS pun sempat mengkritik China karena dianggap tidak transparan. 

Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China menunjukkan titik dampak di laut, tepatnya sebelah barat Kepulauan Maladewa. Mereka mengatakan sebagian besar puing-puing roket ini sudah terbakar saat masuk ke atmosfer bumi. 

Sebelumnya, puing-puing dari Long March 5B telah membuat banyak orang melihat ke langit dengan waspada. Roket ini lepas landas dari Pulau Hainan China pada 29 April 2021. 

Media pemerintah China melaporkan bagian dari roket itu kembali memasuki atmosfer pada pukul 10:24 pagi waktu Beijing. Punig-puing mendarat di lokasi 72,47 derajat bujur timur dan 2,65 derajat lintang utara.

Sebelumnya, Komando Luar Angkasa AS mengonfirmasi masuknya kembali roket di atas Semenanjung Arab. Meski demikian, mereka tidak mengetahui apakah puing-puing itu jatuh ke tanah atau air.

"Lokasi pasti dari dampak dan rentang puing, keduanya tidak diketahui saat ini, tidak akan dirilis oleh Komando Luar Angkasa AS," katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya seperti dikutip Reuters, Minggu (9/5/2021). 

Long March merupakan penyebaran kedua dari varian 5B sejak penerbangan perdananya pada Mei 2020. Tahun lalu, potongan dari Long March 5B pertama jatuh di Pantai Gading dan merusak beberapa bangunan. Beruntung tidak ada korban luka dalam peristiwa tersebut. 

"Negara-negara harus meminimalkan risiko terhadap orang dan properti di Bumi dari masuknya kembali objek luar angkasa dan memaksimalkan transparansi mengenai operasi tersebut," kata Administrator NASA Bill Nelson. 

Dia menambahkan, China dinilai gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab terkait puing-puing luar angkasa mereka.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut