Ranil Wickremesinghe Dilantik sebagai Presiden Sri Lanka, Hapus Kesan Orang Dekat Rajapaksa
KOLOMBO, iNews.id - Ranil Wickremesinghe dilantik sebagai presiden Sri Lanka yang baru, Kamis (21/7/2022). Dia menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang terpaksa mengundurkan diri akibat desakan dari rakyat, menyusul krisis ekonomi terparah negara itu sejak mendapat kemerdekaan pada 1948.
Wickremesinghe menjadi presiden setelah memenangkan pemilu parlemen pada Rabu kemarin dengan mengantongi 134 dukungan dari total 225 suara di parlemen. Dia menyingkirkan dua kandidat lainnya, termasuk satu orang dari partai berkuasa.
Prosesi pelantikan dipimpin oleh Hakim Agung di gedung parlemen yang dijaga sangat ketat polisi dan tentara. Pasalnya Wickremesinghe bukan kehendak rakyat lantaran dia terhitung orang dekat Rajapaksa.
Saat menjabat perdana menteri hingga menjadi presiden sementara pasca-pengunduran diri Rajapaksa, Wickremesinghe juga didesak mundur oleh massa. Namun sejauh ini belum ada gelombang demonstrasi besar sebagaimana terjadi saat penggulingan Rajapaksa. Wickremesinghe menjabat perdana menteri Sri Lanka selama enam kali.
Hanya segelintir orang mendatangi bagian luar kantor presiden usai pelantikan. Bangunan era kolonial yang sempat diserbu ribuan demonstran itu masih sepi. Beberapa dari mereka bersumpah untuk kembali turun ke jalan untuk menuntut Wickremesinghe mundur.
"Kami tidak akan menyerah karena yang dibutuhkan negara ini adalah perubahan sistem secara total. Kami ingin menyingkirkan politikus korup ini," kata Pratibha Fernando, seorang demonstran.
Untuk menghindari kesan sebagai orang dekat Rajapaksa, beberapa jam setelah memenangkan pemilu parlemen, Wickremesinghe mengambil sikap menjauh diri dari keluarga sang mantan presiden.
"Saya bukan teman Rajapaksa. Saya adalah teman bagi rakyat," katanya.
Pria yang juga pernah menjabat menteri keuangan di bawah pemerintahan Rajapaksa itu telah terlibat dalam negosiasi paket bail out hingga 3 miliar dolar AS dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Sri Lanka juga mengupayakan bantuan dari negara tetangga, seperti India dan China, serta mitra internasional lainnya.
Editor: Anton Suhartono