Ribuan Warga Israel Blokir Jalan-Jalan Utama Tel Aviv Desak Gencatan Senjata di Gaza
TEL AVIV, iNews.id - Kemarahan warga Israel terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuncak, Minggu (3/8/2025). Massa memblokir jalan-jalan utama di Tel Aviv mendesak pemerintah untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hamas dan memulangkan sandera.
Demonstrasi yang dimotori keluarga para sandera Israel yang masih ditahan di Gaza itu diikuti oleh ribuan orang dan telah berlangsung sejak Sabtu. Aksi serupa dilakukan di berbagai kota lainnya
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan salah satu jalan utama yang diblokir adalah Jalan Raya Ayalon. Jalan itu merupakan salah satu akses utama di kota Tel Aviv. Pemblokiran lalu dihentikan polisi yang membubarkan massa dengan paksa hingga terjadi bentrokan.
Demonstrasi di Kota Tel Aviv dan kota-kota lain di Israel untuk mendesak gencatan senjata meningkat sejak Sabtu. Tujuannya menekan Netanyahu agar mencapai kesepakatan dengan Hamas guna memulangkan para sandera sekalipun harus mengakhiri perang di Gaza.
Sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam pada Jumat lalu merilis video seorang sandera Israel, Evyatar David, yang tampak kurus kering dan kekurangan gizi. Video itu memantik kemarahan warga Israel kepada Netanyahu seraya mendesak kesepakatan gencatan senjata segera.
Sehari sebelumnya, kelompok perlawanan Palestina lain, Jihad Islam, merilis rekaman terakhir sandera Rom Braslavski sebelum kehilangan kontak. Dia juga tampak kurus kering dan dalam kondisi kritis karena kelaparan.
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengecam keras pemerintahan Netanyahu karena mengabaikan penderitaan para sandera dan keluarga mereka.
“Bahkan setelah video-video ini, agenda pemerintah tidak berubah,” kata Lapid, di media sosial X.
Bahkan Lapid menyebut Netanyahu hanya mementingkan dirinya dan keluarga dengan memperketat keamanan mereka, ketimbang nasib para sandera.
"Akan ada rapat kabinet lagi hari ini untuk membahas keamanan Netanyahu dan keluarganya, bukan para sandera atau keluarga mereka. Ini adalah pemerintahan yang gila, bangkrut secara moral, dan sama sekali tidak peduli,” kata Lapid, Minggu.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 60.800 orang serta melukai hampir 150.000 orang lainnya hingga Minggu, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Sementara itu dari 250 sandera yang ditawan pada 7 Oktober, sekitar 50 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup.
Editor: Anton Suhartono