Rusia: AS Akan Menanggung Malu di Ukraina seperti Perang Vietnam
MOSKOW, iNews.id - Rusia mengecam Amerika Serikat (AS) setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan rancangan anggaran terbaru senilai 60,84 miliar dolar atau sekitar Rp986,7 triliun untuk Ukraina. DPR AS menyetujui paket bantuan dengan total 95 miliar dolar untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan, meski ada penolakan keras dari beberapa politisi Partai Republik sayap kanan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan, bantuan tersebut menunjukkan AS sedang memasuki perang hibrida melawan negaranya yang akan berakhir dengan kehinaan sebagaimana dialami saat perang Vietnam dan Afghanistan.
Zakharova menilai, AS ingin Ukraina berjuang sampai tetes darah terakhir, termasuk menyerang wilayah Rusia dan warga sipil.
“Keterlibatan Washington yang semakin larut dalam perang hibrida melawan Rusia akan berubah menjadi kegagalan besar dan memalukan bagi Amerika Serikat seperti di Vietnam dan Afghanistan,” kata Zakharova, dikutip dari Reuters, Minggu (21/4/2024).
Rusia, lanjut dia, akan memberikan pembalasan dengan tegas dan tanpa syarat terhadap langkah AS yang ingin lebih terlibat dalam perang Ukraina.
Dia menambahkan, rakyat Ukraina dibantai sebagai umpan serangan meriam. AS, lanjut dia, berharap Ukraina bisa bertahan hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada November.
Selain menyetujui paket bantuan baru untuk Rusia, rancangan anggaran itu juga mencakup penyitaan aset-aset Rusia senilai miliaran dolar AS yang dibekukan terkait sanksi. Zakharova menyebut penyitaan aset tersebut sebagai pencurian yang keuntungannya jatuh ke perusahaan-perusahaan pertahanan AS.
Direktur CIA William Burns pekan lalu memperingatkan, tanpa bantuan dan dukungan lebih banyak dari AS, Ukraina bisa kalah dalam perang.
AS kehilangan lebih dari 58.000 tentara dalam Perang Vietnam yang berlangsung dari 1955 hingga 1975. Perang berakhir dengan kemenangan Vietnam Utara dan pengambilalihan Vietnam Selatan.
Dalam perang Afghanistan pada 2001 hingga 2021, AS kehilangan 2.459 personel serta lebih dari 20.000 lainnya terluka. Perang AS di Afghanistan berakhir pada Agustus 2022 dengan penarikan seluruh pasukan AS termasuk koalisinya. Setelah itu pemerintahan Afghanistan dikuasi Taliban.
Editor: Anton Suhartono