Rusia: Joe Biden Pernah Ancam Matikan Nord Stream jika Moskow Serang Ukraina
MOSKOW, iNews.id – Rusia mendesak Presiden AS Joe Biden untuk menjelaskan apakah ada keterlibatan Amerika Serikat di balik kebocoran jaringan pipa gas lepas pantai Nord Stream, baru-baru ini. Sebab, politikus Partai Demokrat itu pernah mengancam bakal menyetop pipa tersebut jika Rusia menyerang Ukraina.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, Biden harus menjawab pertanyaan apakah AS menyadari ancaman yang dibuat presiden mereka ketika tiga jalur pada jaringan pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 bocor. Kebocoran yang terjadi pada Minggu (25/9/2022) dan Senin (26/9/2022) itu menimbulkan keadaan darurat di Eropa.
“(Kebocoran itu) yang awalnya dikualifikasikan sebagai pecahnya jaringan pipa. Namun ada pendapat yang disuarakan bahwa pipa-pipa itu sebenarnya dirusak,” kata Zakharova, Rabu (28/9/2022).
Pada awal Februari, Biden memang pernah memperingatkan Rusia bahwa jika Moskow memulai permusuhan di Ukraina, Washington DC akan “menamatkan riwayat” Nord Stream 2. Namun, pada waktu itu Biden tidak menjelaskan secara perinci bagaimana negaranya bakal mewujudkan ancaman yang dia buat tersebut.
Menurut Zakharova, pengumuman Biden kala itu sudah dapat disebut sebagai sebuah janji dari sang presiden.
“Kurangnya pemahaman tentang apa yang dikatakan (Biden) tidak lepas dari tanggung jawab. Eropa harus tahu kebenarannya!” kata Zakharova.
Pada Selasa (27/9/2022) kemarin, Nord Stream AG selaku operator jaringan pipa gas Rusia itu, menyatakan bahwa tiga dari empat jalur pipa lepas pantainya mengalami kerusakan berbarengan dalam satu hari. Kerusakan semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Nord Stream 1 telah melaporkan penurunan tekanan yang signifikan yang disebabkan oleh kebocoran gas di kedua jalur pipa gasnya. Sementara Nord Stream 2 menyatakan bahwa penurunan tekanan yang tajam terjadi pada jalur A pada Senin (26/9/2022) lalu.
Beberapa negara Eropa telah menyelidiki bocornya pipa Nord Stream. Jerman, Denmark, dan Swedia menyebut pipa itu telah diserang, sehingga menyebabkan kebocoran besar ke Laut Baltik dari sarana pengiriman gas Rusia itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil