Rusia Peringatkan Armenia agar Tidak Bersekutu dengan ICC, jika Tidak...
MOSKOW, iNews.id - Rusia memperingatkan Armenia agar tak bersekutu dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Vladimir Putin. Jika nekat, maka akan berdampak pada hubungan bilateral antara keduanya.
"Moskow menganggap rencana resmi Yerevan untuk menyetujui Statuta Roma ICC benar-benar tidak dapat diterima dengan latar belakang surat perintah ICC yang ilegal dan batal demi hukum baru-baru ini terhadap kepemimpinan Rusia," tulis RIA mengutip sumber Kementerian Luar Negeri Rusia, Senin (27/3/2023),
Bulan ini, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin atas kejahatan perang mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal. Sebaliknya, Kremlin mengutuk langkah itu sebagai keputusan partisan yang tidak bermakna dan keterlaluan.
Surat perintah ICC berpotensi memperumit rencana perjalanan global Putin jika negara yang ingin dia kunjungi adalah pihak resmi Statuta Roma.
Negara-negara yang mungkin dikunjungi Putin tahun ini termasuk Afrika Selatan dan Turki. Di masa lalu, pemimpin Rusia secara teratur melakukan perjalanan melintasi bekas Uni Soviet, termasuk ke Armenia. Di negara itu, Rusia memiliki pasukan penjaga perdamaian dan pangkalan militer di sana.
Armenia merupakan sekutu tradisional Rusia yang hubungannya dengan Moskow telah rusak parah sejak Putin menginvasi Ukraina. Armenia sedang bergerak untuk menjadi negara pihak Statuta Roma, langkah yang akan membawanya di bawah yurisdiksi ICC.
Tidak ada reaksi langsung dari Armenia.
Hubungan Moskow dengan Yerevan telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Namun Rusia membantu menengahi antara Armenia dan Azerbaijan untuk mengakhiri perang atas Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang berpenduduk Armenia.
Moskow membela tindakan penjaga perdamaiannya. Sejauh ini, pasukan penjaga perdamaiannya tidak melakukan intervensi untuk mengakhiri apa yang disebut Armenia sebagai blokade sebagian oleh aktivis Azeri di Nagorno-Karabakh.
Editor: Umaya Khusniah