Sebagian Perkamen Laut Mati di Museum Alkitab AS Ternyata Palsu
WASHINGTON, iNews.id - Ketika Museum Alkitab yang bernilai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) dibuka secara resmi pada akhir tahun lalu di Washington dan dihadiri oleh Wakil Presiden Mike Pence, timbul pertanyaan soal keaslian gulungan perkamen Laut Mati, atau yang dikenal dengan nama Dead Sea Scrolls.
Kini, museum itu terpaksa mengakui kenyataan sangat pahit, karena analisis teknis yang dilakukan oleh para pakar Jerman menunjukkan setidaknya lima dari 16 fragmen gulungan yang dipamerkan di museum itu palsu.
Pengumuman itu berdampak serius tak hanya bagi Museum Alkitab tersebut, namun juga para penganut ajaran Kristen Evangelis serta berbagai lembaga yang membayar mahal untuk apa yang kini ternyata merupakan pemalsuan benda-benda arkeologis penting.
Gulungan perkamen Laut Mati di Museum Alkitab di AS. (Foto: CNN)
Dalam sebuah pernyataan, kurator Museum Alkitab, Jeffrey Kloha, mengatakan pengungkapan kepalsuan Dead Sea Scrolls itu menekankan kepada publik pentingnya memverifikasi keaslian artefak yang berhubungan dengan Alkitab.
"Meskipun kami berharap hasil pengujian akan memberikan hasil berbeda, ini adalah kesempatan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya memverifikasi keaslian artefak alkitabiah yang langka, proses pengujian yang dilakukan dan komitmen kami untuk transparansi," kata Kloha, seperti dilaporkan AFP.