Sejarah Pramuka di Dunia, Tercetus dari Perang di Afrika
Dalam perkembangannya, keanggotaan Pramuka diperluas ke anak-anak perempuan, termasuk ke laki-laki berusia dewasa.
Pada 1916 Baden-Powell mendirikan organisasi paralel di Inggris untuk anak laki-laki berusia lebih muda, Wolf Cubs atau di negara lain dikenal dengan Cub Scouts.
Program dikembangkan untuk anak laki-laki lebih muda lagi, Beaver Scouts di Inggris untuk usia 6 hingga 8 tahun, Tiger Cubs di Amerika Serikat untuk usia 7 tahun.
Di AS, juga ada program Varsity yang terbuka untuk anak laki-laki berusia 14 hingga 17 tahun dan Venturing untuk laki-laki dan perempuan berusia 14 hingga 20 tahun.
Pada 1967 kata pada Scout Boy dihilangkan dari nama organisasi Inggris. Kemudian pada 1980-an anak perempuan diizinkan untuk bergabung di tingkat Cub hingga ke atas.
Di Indonesia, pembagian jenjang pramuka diberi dimulai dari Siaga
untuk usia 7 sampai 10 tahun. Jenjang ini dibadi menjadi tiga tingkatan, yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata.
Kemudian Penggalang untuk anggota 11–15 tahun juga dengan tiga tingkatan, Ramu, Rakit, dan Terap.
Setelah itu Penegak untuk usia 16–20 tahun yang terdiri atas dua tingkatan, yaitu bantara dan laksana.
Kemudian untuk anggota berusia 21–25 tahun memasuki jenjang Pandega dengan fokus pembinaan kepemimpinan, pengembangan diri, dan pengabdian masyarakat.
Pramuka masih terus eksis sampai saat ini, bahkan sudah ada di seratusan negara. Hanya saja Pramuka saat ini sudah mengalami perkembangan sesuai dengan kebutukan dan tantangan di lapangan. Meski demikian perannya tak terlalu jauh dari akarnya saat pertama didirikan.
Berpetualang, membantu orang, serta keterampilan hidup tetap menjadi menu utama kegiatannya.
Editor: Anton Suhartono