Lebih dari 4.000 pabrik garmen di Bangladesh bergantung pada sekitar 4 juta buruh untuk memasok bahan pakaian untuk merek-merek besar Barat.
Pada Oktober, berbagai brand terkenal seperti Abercrombie & Fitch, Adidas, Levi Strauss, Puma, PVH, dan Under Armour mendesak Pemerintah Bangladesh untuk memastikan tidak ada tindakan represif terhadap para buruh yang menuntut upah yang adil.
Akan tetapi, Delowar Hossin, seorang pekerja garmen di Ducati Apparels, mengatakan bahwa dia telah dipecat awal bulan ini tanpa penjelasan atau pembayaran pesangon oleh perusahaan. “Saya baru saja dilarang memasuki pabrik,” kata Hossin, yang kini bekerja paruh waktu sebagai tukang batu.
Direktur pelaksana Ducati, Khayer Mia mengatakan, dia telah membayar gaji penuh meskipun aksi protes telah menutup pabriknya selama 10 hari. “Saya mencintai para pekerja dan pabrik saya seperti keluarga saya. Tetapi beberapa pekerja yang sangat sangat bodoh, tanpa alasan apa pun, mereka merusak semua (jendela) pabrik,” katanya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku