Serangan di Konsulat China, Pakistan Tuduh India Bantu Separatis
ISLAMABAD, iNews.id - Kepolisian Pakistan curiga penyerangan di kantor konsulat China di Karachi pada Jumat (23/11/2018) direncanakan di India. Hal ini diketahui dari bahan peledak C4 yang digunakan pelaku, yakni berasal dari India.
Tentara Pembebasan Baluch (BLA) mengklaim bertanggung jawab dalam serangan. Serangan tersebut dilakukan oleh separatis Baluchistan yang menentang peran China di wilayah mereka.
Tujuh orang tewas, yakni dua polisi, dua warga sipil yaitu ayah dan anak yang sedang mengurus visa, serta tiga pelaku.
Pejabat kepolisian antiterorisme Pakistan, Umat Khitab, mengatakan, ada kemungkinan komandan separatis Baluch yang menjadi otak serangan, Aslam Acchu, berada di India.
Sebelumnya Khitab menegaskan bahwa serangannya didukung oleh musuh negara, merujuk pada India.
Sejauh ini belum ada pernyataan dari Kementerian Luar Negeri India terkait ditemukannya bahan peledak C4. Namun India berkali-kali menyangkal keterlibatannya dalam membantu separatis Baluchistan. India juga mengutuk serangan terbaru ini.
"Para pelaku serangan keji ini harus dibawa ke pengadilan secepatnya," demikian pernyataan kemlu India.
Dua pejabat Pakistan lain mengatakan, empat tersangka, yang diduga memfasilitasi tiga penyerang, ditangkap di Karachi serta kota-kota lain di provinsi Sindh.
Pakistan telah lama menuduh India mendukung pemberontakan di Baluchistan. Sebaliknya, India menuduh Pakistan membantu gerilyawan yang juga menyerang kepentingan negaranya.
Juru bicara BLA Jiand Baloch mengatakan, China telah mengeksploitasi sumber daya alam mereka.
"China mengeksploitasi sumber daya kami," kata Baloch.
China mendanai pengembangan pelabuhan Gwadar di selatan Baluchistan dan berinvestasi dalam proyek lain yakni Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC).
Menteri Luar Negeri China Wang Yi terkejut dengan serangan itu dan mendesak Pakistan untuk mencegah insiden serupa terulang.
Sementara itu juru bicara kementerian luar negeri China menegaskan, negaranya akan terus melanjutkan proyek kerja sama dengan Pakistan.
Baluchistan berada di perbatasan Afghanistan dan Iran. Wilayah itu memiliki cadangan mineral dan gas alam yang kaya. Tapi ironisnya Baluchistan menjadi provinsi termiskin di Pakistan.
Selama puluhan tahun kelompok separatis melawan apa yang mereka anggap sebagai ketidakadilan. Sumber daya alam mereka terus dieksploitasi, khususnya gas alam dan mineral, tapi tak membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Editor: Anton Suhartono