Serangan Teror Tewaskan 139 Orang, Rusia Incar Direktur Badan Intelijen Ukraina
MOSKOW, iNews.id - Direktut badan intelijen Rusia FSB Alexander Bortnikov menilai dinas keamanan Ukraina SBU layak dimasukkan dalam daftar organisasi teroris. Dengan begitu, para pejabatnya, termasuk direktur, bisa menjadi target yang sah.
Bortnikov menyampaikan hal tersebut di tengah keyakinan yang kuat para pejabat Rusia bahwa Ukraina berada di balik serangan teror di Corcus City Hall, Moskow, yang menewaskan 139 orang dan melukai 180 lainnya.
“Tentu saja kita harus melakukan ini (memasukkan SBU sebagai daftar teroris),” kata Bortnikov, menjawab pertanyaan wartawan terkait dugaan keterlibatan intelijen Ukraina.
Bortnikov mengatakan, kepala SBU Ukraina, Kyrylo Budanov, akan menjadi target yang sah oleh militer Rusia. Dia bisa diburu.
Sebelumnya Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia Nikolai Patrushev menyebut Ukraina berada di balik serangan teror saat konser musik tersebut.
“Tentu saja, Ukraina,” kata Patrushev, saat ditanya wartawan, apakah Ukraina atau ISIS pelaku serangan brutal tersebut.
Komisi Investigasi dan FSB telah menangkap tujuh orang, termasuk empat pelaku serangan.
Rusia masih meragukan keterlibatan ISIS dalam serangan brutal tersebut dan mengarahkan pandangan ke Ukraina. Beberapa jam setelah serangan, ISIS melalui posting-an di Telegram, mengklaim bertanggung jawab sebagai pelaku serangan.
Tuduhan Rusia ke Ukraina didasarkan karena empat pelaku ditangkap saat akan melarikan diri menuju perbatasan negara itu.
Bukan hanya itu, para pelaku diketahui memiliki kontak di Ukraina yang membantu pelarian mereka. Ukriana membantah keterlibatan dalam serangan itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengetahui pelaku serangan di Crocus City Hall, adalah kelompok radikal Islam. Namun otoritas Rusia masih menyelidiki siapa yang memberikan perintah serangan.
“Serangan ini dilakukan oleh kelompok Islam radikal,” kata Putin.
Namun AS dan negara sekutunya, kata Putin, berusaha menutupi proksi mereka di Ukraina. Menurut Putin, negara-negara tersebut bersikeras Ukraina tidak ada terkait dengan serangan dan mengarahkan ke ISIS.
“Tapi kami tahu siapa yang melakukan serangan itu. Kami ingin tahu siapa yang memerintahkan,” ujaranya.
Penegak hukum masih mendalami para pelaku setelah menjalani sidang dakwaan pada Minggu dan Senin. Semua pelaku ditahan selama 2 bulan untuk penyelidikan.
Putin menegaskan, penyelidikan harus dilakukan secara profesional, tanpa kepentingan politik apa pun.
Fakta bahwa para pelaku ditangkap dalam perjalanan menuju Ukraina menimbulkan pertanyaan yang perlu dijawab.
“Siapa yang menunggu mereka di sana? Jelas mereka yang mendukung rezim Kiev tidak ingin menjadi kaki tangan dan sponsor terorisme. Tapi masih banyak pertanyaan yang tersisa,” katanya.
Dinas keamanan Rusia menangkap tujuh orang yang diduga terlibat langsung dalam serangan. Mereka ditangkap menggunakan kendaraan berbeda dalam pelarian menuju perbatasan Ukraina. Seluruh orang yang ditangkap merupakan warga Tajikistan.
Editor: Anton Suhartono