Setelah Sinovac, Singapura Akan Datangkan Vaksin Sinopharm

SINGAPURA, iNews.id - Singapura segera mendatangkan satu vaksin Covid-19 lagi yakni Sinopharm sebagai pilihan bagi warganya. Ini merupakan vaksin buatan China kedua yang didatangkan Singapura setelah Sinovac.

Berbeda dengan vaksin mRNA yang masuk dalam program nasional, Sinopharm akan digunakan di klinik-klinik swasta melalui Rute Akses Khusus. Artinya, pengguna harus mengeluarkan kocek sendiri untuk mendapatkannya. Selain itu pemerintah tak akan menaggung efek samping dari penggunaan vaksin tersebut.

IHH Healthcare Singapore menyatakan Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) telah memberikan persetujuan kepada mereka untuk mengimpor vaksin Sinopharm.

"Ini akan memberikan warga Singapura pilihan untuk mengakses vaksin lain," kata Noel Yeo, chief operating officer IHH, dikutip dari The Stratis Times, Kamis (29/7/2021).

Raffles Medical Group juga mengunggah pesan di Facebook mengajak warga untuk mendaftar jika berminat dengan Sinopharm.

Seorang juru bicara Raffles Medical Group mengatakan perusahaan juga sudah mendapat persetujuan HSA dan berencana mulai memberikan dosis pertama pada Agustus.

Melalui Rute Akses Khusus, layanan kesehatan swasta bisa mendatangkan vaksin Covid-19 yang telah dimasukkan dalam daftar penggunaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain dua vaksin China, Sinovac dan Sinopharm, vaksin lain yang bisa masuk melalui jalur ini adalah Johnson & Johnson dan AstraZeneca.

Sementara itu Singapura berencana mendatangkan satu vaksin lagi untuk program imunisasi nasional yakni produk Novavax dari Amerika Serikat. Dua vaksin lain yang sudah digunakan untuk program ini adalah Pfizer dan Moderna.

Sampai saat ini Singapura telah menyuntik 4,3 juta warganya di bawah program vaksinasi nasional. Sekitar 75 persennya sudah mendapatkan dua dosis.

Sementara itu hingga Senin (26/7/2021), kelompok layanan kesehatan swasta juga sudah memberikan 89.047 dosis vaksin Sinovac.

Baca Juga

Tidak Ada Kompromi Soal Wilayah setelah Putin Bertemu Utusan Trump

Editor: Anton Suhartono