Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Duh! Pria Ini Bunuh Ibunya Berusia 100 Tahun karena Lelah Merawatnya
Advertisement . Scroll to see content

Siapa Bilang Kereta di Jepang Jarang Terlambat, Ini Buktinya

Rabu, 17 Januari 2018 - 07:03:00 WIB
Siapa Bilang Kereta di Jepang Jarang Terlambat, Ini Buktinya
(Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

Berdasarkan data, mayoritas keterlambatan perjalanan kereta yang terjadi di bawah 10 menit disebabkan oleh penumpang. Sebanyak 47,2 persen karena menunggu penumpang yang berlarian masuk ke rangkaian saat kereta akan berangkat, 16 persen karena pintu selalu dibuka-tutup akibat terganjal, serta 12,6 persen karena penumpang yang membutuhkan perawatan medis sehingga kereta harus berhenti lebih lama.

Demikian pula dengan keterlambatan dalam waktu lama yakni di atas 30 menit. Sebanyak 43,6 persen disebabkan aksi bunuh diri di rel yang menyebabkan kereta harus berhenti. Lalu, 21,8 persen karena gangguan akibat pelanggaran di rel serta perilaku lainnya yang mengganggu operasional perjalanan kereta.

Kementerian menjelaskan, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengurangi waktu keterlambatan karena penyebab-penyebab itu di luar kendalinya. Dicontohkan, aksi bunuh diri yang datang tiba-tiba tanpa bisa diperkirakan.

Meski demikian kementerian terus melakukan terobosan untuk memangkas waktu keterlambatan.
Seorang jurnalis spesialis di bidang perkerataan Jun Umehara mengatakan, di luar faktor eksternal, ada pula penyebab lain yang tak bisa dihndari, yakni kepadatan perjalanan kereta di jam sibuk.

"Ini terjadi sesekali, tapi kementerian sekarang sudah bisa melihat di data dan menganalisis apa yang penyebab kereta terlambat. Ini merupakan langkah awal bagi kementerian," kata Umehara.

Sementara itu perwakilan biro perekeretaan Jepang yang meminta identitasnya tidak disebutkan mengatakan, kementerian menggelontorkan dana untuk membantu operator menangani masalah keterlambatan ini. Tapi langkah apa yang akan dilakukan, setiap perusahaanlah yang mengetahuinya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut