Sidang Parlemen Kosovo Panas, Perdana Menteri Disiram Air Picu Adu Jotos
PRISTINA, iNews.id - Adu jotos antara sesama anggota parlemen mewarnai sidang majelis nasional Kosovo di Pristina, Kamis (13/7/2023). Keributan dipicu protes atas kesepakatan yang dijalin pemerintah Kosovo dengan Uni Eropa untuk mengurangi ketegangan etnis di wilayah utara.
Dikutip dari Anadolu, Jumat (14/7/2023), Mergim Lushtaku, anggota parlemen oposisi dari Partai Demokrat Kosovo, mendekati Perdana Menteri Albin Kurti yang sedang berpidato. Dia kemudian menyiram air dari botol dan mengenai wajahnya. Sontak anggota parlemen dari partai berkuasa segera bertindak untuk melindungi Kurti. Perkelahian antara anggota parlemen dari kedua pihak pun tak terhindarkan.
Kurti berpidato tentang kesepakatan yang dijalin Kosovo dengan Uni Eropa untuk mengurangi ketegangan antaretnis yang sudah berlangsung beberapa bulanterakhir. Krisis itu juga memicu kemarahan Serbia karena korban adalah etnis dari negara tetangga tersebut.
Akibat perkelahian itu, ketua parlemen Kosovo Glauk Konjufca menunda sidang selama beberapa jam. Konjufca dilaporkan terkena pukulan botol air.
Sementara itu Uni Eropa mengungkapkan kekecewaan atas insiden tersebut.
"Adegan kekerasan yang mengecewakan terlihat hari ini di majelis. Majelis bukan tempat bentrok fisik, tapi membahas usulan dan kebijakan secara demokratis. Wacana dan pertukaran ide adalah fondasi dasar demokrasi," kata Duta Besar Uni Eropa Tomas Szunyog.
Presiden Kosovo Vjosa Osmani dan Perdana Menteri Albania Edi Rama juga mengutuk perkelahian itu. Mayoritas penduduk Kosovo merupakan etnis Albania.
"Kekerasan tidak punya tempat di kuil demokrasi dan tidak bisa menjadi alat politik," kata Osmani, di media sosial.
Sementara Rama menegaskan, insiden di parlemen mencoreng Kosovo di dunia internasional.
“Bayangkan bagaimana perasaan sekutu dan mitra Kosovo serta Albania yang tak tergantikan saat melihat bagaimana orang Albania mencengkeram leher satu sama lain, ketimbang bertukar dengan ide dan pendapat, bukan penghinaan dan pukulan," katanya.
Kosovo pada Rabu lalu mengungkap rincian kesepakatan yang dicapai dengan Uni Eropa mengenai upaya untuk mengurangi ketegangan di utara negara itu.
Kota-kota di utara Kosovo menggelar pemilu pada April lalu, namun diboikot etnis Serbia yang mendominasi populasi. Hasilnya calon yang diusung etnis Albania memenangkan pemilu dan menjadi wali kota. Warga etnis Serbia protes hingga terjadi kerusuhan. Mereka tak terima kota yang dihuni mayoritas etnis Serbia dipimpin dari pihak lain.
Editor: Anton Suhartono