Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Ngaku Perintahkan Israel Serang Iran, Begini Jawaban Teheran
Advertisement . Scroll to see content

Sidang Pemakzulan Presiden Trump di Senat Diperkirakan hanya 2 Pekan

Minggu, 19 Januari 2020 - 10:21:00 WIB
Sidang Pemakzulan Presiden Trump di Senat Diperkirakan hanya 2 Pekan
Donald Trump (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Sidang pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Senat mulai Selasa (21/1/2020) diperkirakan berlangsung selama 2 pekan.

Sesuai agenda sidang yang menghadirkan berbagai keterangan, disetujui atau tidaknya pemakzulan Trump akan disampaikan sebelum 4 Februari 2020.

Ini akan menjadi sidang pemakzulan presiden AS tercepat dibandingkan dua pendahulu Trump, yakni Bill Clinton pada 1999 yang berlangsung 5 pekan dan Andrew Johnson pada 1868 selama 3 bulan.

Peluang gagalnya pemakzulan terbuka lebar karena mayoritas Senat merupakan anggota Partai Republik, pendukung Trump.

Republik bisa memblokir tuntutan Demokrat untuk menghadirkan dokumen dan saksi yang dapat memperkuat pasal gugatan pemakzulan terhadap presiden, sebagaimana telah disahkan dalam sidang di DPR AS pada Desember.

Dengan begitu, Trump mungkin akan memanfaatkan pidato State of Union pada 4 Februari untuk merayakan kegagalan pemakzulannya.

Sejauh ini, Partai Republik, yang dipimpin loyalis kuat Trump yang juga Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, berada di atas angin.

Trump dikenai dua tuduhan pemakzulan yakni penyalahgunaan kekuasaan dan menentang Kongres.

Sidang akan dimulai pada Selasa, di mana 100 senator akan memperdebatkan prosedur pemungutan suara, termasuk waktu yang diberikan untuk menyampaikan argumen terkait penuntutan dan pembelaan serta pengajuan pertanyaan kepada para saksi oleh para senator yang dalam hal ini bertindak sebagai juri.

Partai Demokrat mendesak agar Senat menyetujui untuk menghadirkan dokumen penting serta empat pejabat senior saat ini dan mantan pejabat Gedung Putih untuk bersaksi.

Mereka di antaranya mantan Penasihat Keamanan nasional John Bolton dan penjabat kepala staf kepresidenan Mick Mulvaney.

Keduanya diyakini mengetahui benar soal tuduhan terhadap Trump, yakni menggunakan kekuasaannya secara ilegal untuk menekan Ukraina, membantu kampanye pemilihan presiden pada 2020 dengan menyelidiki calon rivalnya dari Demokrat, Joe Biden.

Sementara itu Gedung Putih memberi isyarat pekan ini bahwa tidak akan ada saksi untuk sidang pemakzulan.

"Saya kira sangat tidak mungkin akan melampaui 2 pekan. Presiden harus dibebaskan (dari pemakzulan). Kami kira itu akan terjadi dan akan segera terjadi," kata seorang pejabat Gedung Putih, dikutip dari AFP.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut