Sosok Syekh Yusuf Al Qaradawi, Ulama Berpengaruh Hafal Alquran sejak Usia 10 Tahun
Saat muda Al Qaradawi juga bergabung dengan organisasi Ikhwanul Muslimin, kelompok terlarang di Mesir dan negara-negara Arab. Organisasi ini dipandang sebagai ancaman oleh para pemimpin Arab otokratis sejak didirikan pada 1928 oleh Hasan Al Banna.
Dia menolak tawaran untuk memimpin organisasi itu dan memilih fokus menyampaikan ceramah.
Salah satu penampilannya yang menonjol adalah setelah penggulingan Presiden Hosni Mubarak. Saat itu dia tampil di Tahrir Square, Kairo, menyampaikan orasi kepada ratusan ribu pendukung. Dia mengatakan rasa takut telah dicabut dari warga Mesir yang telah menggulingkan firaun modern.
Sejak penggulingan Mubarak, Ikhwanul Muslimin merasakan kebebasan sesaat serta memilih Mohamed Mursi sebagai presiden pada 2012. Setahun kemudian militer Mesir menggulingkan Mursi. Al Qaradawi pun mengecam keras tindakan keras militer terhadap kepemimpinan Ikhwanul Muslimin yang sah, dipilih berdasarkan pemilu yang demokratis.
Dia juga menyerukan pemboikot pemilu 2014 yang mengantarkan panglima angkatan bersenjata Mesir Abdel Fattah Al Sisi menjadi presiden.
"Tugas bangsa adalah melawan para penindas, menahan tangan dan membungkam lidah mereka," kata Al Qaradawi, merespons terpilihnya Sisi.
Atas perlawanannya, Al Qaradawi dijatuhi hukuman mati dalam sidang in absentia di pengadilan Mesir pada 2015. Dia divonis hukuman mati bersama Mursi dan sekitar 90 orang lainnya terkait pembobolan penjara pada 2011. Tuduhan yang tak masuk akal karena saat itu Al Qaradawi berada di Qatar.