Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil James D Watson, Ilmuwan Penemu Struktur DNA yang Sempat Diboikot Lembaga Riset
Advertisement . Scroll to see content

Studi AS Sebut Covid-19 Sudah Beredar di Wuhan sejak Agustus 2019, China Meradang

Kamis, 11 Juni 2020 - 20:51:00 WIB
Studi AS Sebut Covid-19 Sudah Beredar di Wuhan sejak Agustus 2019, China Meradang
Juru Bicara Kemlu China, Hua Chunying. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.idChina pada Kamis (11/6/2020) ini mengkritik sebuah studi pendahuluan yang dirilis para peneliti di AS, belum lama ini. Studi tersebut memberi kesan bahwa virus corona telah beredar di China sejak Agustus 2019.

Beijing pun menyebut riset itu sebagai bukti kampanye disinformasi alias penyesatan yang sengaja dilancarkan AS. Virus Covid-19 pertama kali muncul akhir tahun lalu di pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Akan tetapi, AS telah berulang kali menuduh China kurang transparan dalam menjelaskan tentang wabah itu dan asal-usulnya.

Makalah riset terbaru oleh para peneliti di Universitas Boston dan Harvard—yang belum mendapat peninjauan sejawat—berusaha menganalisis foto-foto tempat parkir di berbagai rumah sakit di Wuhan dan meneliti tren pencarian di mesin pencari Baidu.

Tim yang dipimpin oleh Elaine Nsoesie di Universitas Boston mengatakan, mereka menemukan peningkatan volume keterisian yang tajam di tempat parkir di berbagai rumah sakit Wuhan itu dimulai sejak Agustus 2019. Puncak volume keterisian tempat parkir itu berlangsung pada Desember 2019.

Para peneliti mengatakan, sementara mereka tidak dapat mengonfirmasi secara pasti bahwa data yang mereka dokumentasikan itu terkait dengan awal munculnya virus corona. Akan tetapi, temuan itu mendukung kesimpulan yang dicapai oleh penelitian lain yang menunjukkan bahwa virus corona mulai beredar lebih awal daripada kasus yang dilaporkan pertama di China pada akhir 2019.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China langsung melontarkan kritik pedas atas makalah yang disampaikan para periset AS itu. Instansi tersebut menuding studi yang dilakukan tim dari Universitas Boston dan Universitas Harvard itu penuh dengan celah dan dibuat dengan serampangan.

Juru Bicara Kemlu China, Hua Chunying mengatakan, dia yakin studi itu adalah bukti dari upaya terkoordinasi di AS untuk secara sengaja membuat dan menyebarkan disinformasi terhadap China.

“Beberapa politisi dan media AS bertindak seolah-olah mereka menemukan harta karun yang terkubur dan menyebarkan dengan ceroboh (penelitian itu), memperlakukannya seperti bukti baru bahwa China menyembunyikan epidemi (corona) itu,” kata Hua kepada wartawan dalam konferensi singkat yang singkat di Beijing, Kamis (11/6/2020), seperti dilansir AFP.

Menurut versi resmi China terkait kronologi pandemi virus corona, kasus pertama Covid-19 ditemukan oleh dokter di Wuhan pada Desember dan mereka berbagi urutan genom dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal Januari. Imperial College London, bekerja sama dengan WHO, juga melacak “silsilah” virus itu dan memperkirakan Covid-19 muncul di China sekitar 5 Desember.

Pemerintah di beberapa negara, termasuk AS dan Australia, dalam beberapa bulan terakhir telah menyerukan penyelidikan mengenai asal-usul Covid-19. Presiden AS Donald Trump pun telah berulang kali mendorong teori konspirasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium China.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut