Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bantah Disebut Tampar Murid, Guru di Subang: Kami Hanya Mendidik Anak Ini Sering Melanggar
Advertisement . Scroll to see content

Survei Internasional Ungkap Siswa di China Paling Cerdas di Dunia, Berikut Penjelasannya

Rabu, 04 Desember 2019 - 11:33:00 WIB
Survei Internasional Ungkap Siswa di China Paling Cerdas di Dunia, Berikut Penjelasannya
Survei PISA 2019 menyebut siswa sekolah di China paling cerdas di dunia (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Siswa sekolah menengah di China disebut paling cerdas di dunia dalam hal kemampuan membaca, matematika, dan sains, berdasarkan survei tiga tahunan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang dilakukan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Survei yang menggunakan sampel pelajar berusia 15 tahun atau setara SMP atau SMA ini menunjukkan, siswa-siwa China jauh melampaui rekan-rekan mereka di negara lain.

Untuk China, OECD mengambil sampel di empat provinsi, yakni Beijing, Shanghai, Jiangsu, dan Zhejiang.

Hal yang mengejutkan, tingkat kesejahteraan ekonomi siswa China yang disurvei berada di bawah rata-rata negara yang disurvei.

Dalam tes membaca, 10 persen siswa China dengan tingkat ekonomi keluarga di bawah, ternyata memiliki keterampilan lebih baik dibanding rata-rata OECD.

"Kualitas sekolah mereka saat ini akan memberi kekuatan bagi perekonomian mereka kelak," kata Sekjen OECD, Angel Gurria, dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/12/2019).

Untuk sains, siswa China mendapat skor sains 590 di atas rata-rata OECD yakni 489, matematika 591 (rata-rata OECD 489), dan membaca 555 (rata-rata OECD 487). Sementara itu di posisi kedua diisi Singapura dengan skor secara beurutan 551, 569, dan 555.

Survei PISA 2019 yang dilakukan terhadap 600.000 siswa di 79 negara ini menyoroti sulitnya meningkatkan kualitas pendidikan bagi negara anggota OECD. Negara-negara yang telah menambah anggaran lebih dari 15 persen dalam 10 tahun bagi siswa SD dan SMP terakhir pun mengalami kesulitan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

"Sangat mengecewakan sebagian besar negara OECD hampir tidak ada peningkatan dalam kinerja siswa sejak PISA pertama kali dilakukan pada 2000," kata Gurria.

Laporan ini juga menyoroti kesenjangan dalam pencapaian pendidikan yang bergantung pada latar belakang sosial ekonomi. Di beberapa negara, bahkan di mana pengeluaran pemerintah untuk pendidikan tinggi, latar belakang seorang siswa masih memainkan peran penting dalam hasil pendidikan mereka.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut