Susah Cari Pasangan? Coba ke Pasar Ini, Bisa Beli Suami
Calon suami berdiri di depan umum, sementara itu, wali laki-laki dari anak perempuan, biasanya ayah atau saudara laki-laki yang akan memilih. Umumnya, pengantin wanita tidak memiliki suara dalam proses pemilihannya.
Penduduk setempat mengatakan keluarga calon pengantin perempuan mengunjungi desa tersebut tanpa menyatakan niat. Mereka mengamati para pria secara diam-diam dari jauh.
Jika telah terjadi kesepakatan, keluarga perempuan mengenakan Mithila gamchha atau selendang merah di atas pengantin pria terpilih untuk membuat pernyataan publik tentang pilihannya. Selanjutnya calon mempelai pria bisa dibawa pulang. Mereka juga bisa meminta mas kawin kepada keluarga perempuan.
Sayangnya, tradisi ini mulai sepi peminat. Anak muda kini banyak yang beralih ke aplikasi kencan online.
“Sekarang, hampir tidak ada ratusan pengantin pria yang berkumpul selama acara berlangsung,” kata warga Swaraj Chaudhary (50) kepada Al Jazeera.
Penduduk menyalahkan media dan politisi atas penurunan minat pada tradisi ini. Media menggambarkan tradisi itu sebagai pasar di mana laki-laki dijual seperti ternak dan label mahar terbuka.
Editor: Umaya Khusniah