Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kamboja Bantah Rekrut Tentara Bayaran Asing dari Rusia Lawan Thailand
Advertisement . Scroll to see content

Swiss Batalkan Pengiriman Senjata dari Jerman ke Ukraina

Minggu, 24 April 2022 - 16:51:00 WIB
Swiss Batalkan Pengiriman Senjata dari Jerman ke Ukraina
Tank Marder buatan Jerman berada di Pangkalan Militer Rukla, Lithuania, Jumat (22/4/2022). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ZURICH, iNews.idSwiss membatalkan pengiriman senjata Jerman ke Ukraina. Caranya yaitu dengan mencegah ekspor ulang amunisi buatan Swiss yang digunakan dalam tank Marder yang ingin diperoleh Kiev. 

Surat kabar Swiss, SonntagsZeitung melaporkan, tank Marder dibuat oleh produsen senjata Jerman, Rheinmetall RHMG.DE. Namun, kendaraan tempur infanteri itu menggunakan amunisi yang diproduksi di Swiss. Sebagai negara netral, Swiss membatasi ekspor ulang amunisi tersebut ke zona konflik.

Surat kabar itu mengutip seorang juru bicara Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO) yang mengatakan telah menerima dua permintaan dari Jerman tentang pengiriman amunisi ke Ukraina yang didapat dari Swiss.

“Kedua permintaan Jerman dijawab negatif dengan mengacu pada netralitas Swiss dan kriteria penolakan wajib dari undang-undang tentang material perang,” kata juru bicara itu.

Saat dimintai tanggapan oleh Reuters terkait berita yang dimuat surat kabar itu, Minggu (24/4/2022), SECO belum memberikan komentar.

Swiss sendiri sebenarnya sudah tidak begitu konsisten menerapkan asas netralitasnya. Sebab, negara itu ikut memberlakukan sanksi Uni Eropa yang dirancang untuk menghukum Rusia atas agresi Moskow di Ukraina.

Kendati demikian, negeri Eropa yang menjadi salah satu penghasil cokelat terlezat di dunia itu menegaskan, prinsip netralitasnya tetap tidak mengizinkan penyediaan senjatanya di zona konflik. Bulan lalu, Swiss juga menolak permintaan senjata Polandia untuk membantu Ukraina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz saat ini menghadapi kritik deras atas kegagalan pemerintahnya mengirimkan senjata berat ke Ukraina, bahkan ketika negara-negara sekutu Barat lainnya berusaha meningkatkan pengiriman mereka. Sebagian kalangan menilai, pasokan senjata dari Barat dapat membantu Kiev menangkis serangan Rusia.  

Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut