Syekh Mohammed Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Kuwait yang Baru
DUBAI, iNews.id - Emir Kuwait Syekh Meshal Al Ahmad Al Sabah menunjuk Syekh Mohammed Sabah Al Salem Al Sabah sebagai perdana menteri yang baru, Kamis (4/1/2024). Emir Syekh Meshal ditunjuk pada bulan lalu menggantikan pendahulunya yang meninggal dunia.
Di bawah duet kepemimpinan Emir Syekh Meshal dan Perdana Menteri Syekh Mohammed, Kuwait diperkirakan akan mempertahankan kebijakan luar negerinya yang sudah berjalan. Kebijakan itu termasuk dukungan terhadap persatuan Teluk Arab serta dekat dengan negara-negara Barat.
Kuwait tak bisa lepas dari pengaruh Barat, terutama Amerika Serikat, sejak negara itu dibantu melawan invasi Irak.
Satu lagi adalah mempertahankan hubungan baik dengan Arab Saudi, masuk dalam prioritas.
Kuwait juga kemungkinan memperluas hubungan dengan China di tengah upaya negeri Tirai Bambu untuk mendapat peran lebih besar di kawasan Teluk.
China semakin diterima di Teluk, terutama setelah menjadi penengah normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Iran pada Maret 2023.
Semenatar itu di dalam negeri, Kuwait bergulat dengan ketegangan antara sesama anggota kerajaan serta para pengkritik di parlemen. Ketegangan itu kerap kali mengalami kebuntuan dan perpecahan yang dampaknya menghambat reformasi fiskal dan ekonomi negara dengan cadangan minyak ke-7 terbesar di dunia itu.
Kebuntuan politik di Kuwait selama puluhan tahun menyebabkan perombakan kabinet dan pembubaran parlemen.
Badan legislatif Kuwait memiliki pengaruh lebih besar dalam menentukan kebijakan pemerintah, berbeda dengan badan serupa lainnya di negara Teluk.
Editor: Anton Suhartono