Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Pulangkan 2 Napi Inggris, Tukar Predator Seks Reynhard Sinaga?
Advertisement . Scroll to see content

Tak Hanya Lebih Menular, Covid Varian Inggris B117 Juga Lebih Mematikan!

Rabu, 10 Maret 2021 - 22:38:00 WIB
Tak Hanya Lebih Menular, Covid Varian Inggris B117 Juga Lebih Mematikan!
Bulan lalu, pemerintah sudah diingatkan bahwa Covid-19 varian baru asal Inggris berpotensi menyapu dunia. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id Varian baru Covid-19 asal Inggris yang sangat menular telah menyebar ke seluruh dunia sejak pertama kali ditemukan di Kota Kent akhir tahun lalu. Para peneliti menyebutkan, galur virus itu ternyata 30 hingga 100 persen lebih mematikan daripada varian dominan sebelumnya.

Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan membandingkan tingkat kematian di antara orang-orang di Inggris yang terinfeksi varian baru SARS-CoV-2 itu (atau dikenal sebagai B117) dengan mereka yang terinfeksi varian lain virus penyebab Covid-19. Hasilnya, angka kematian di kelompok varian baru itu ternyata “lebih tinggi secara signifikan”.

Virus corona varian B117 pertama kali terdeteksi di Inggris pada September 2020. Sejak itu, galur tersebut juga telah ditemukan di lebih dari 100 negara lain.

Menurut ahli virus, varian B117 memiliki 23 mutasi dalam kode genetiknya (jumlah yang relatif tinggi). Beberapa di antaranya membuatnya jauh lebih mudah menyebar. Para ilmuwan mengatakan, varian itu sekitar 40 hingga 70 persen lebih menular daripada varian dominan sebelumnya yang beredar.

Dalam studi di Inggris, yang diterbitkan di British Medical Journal pada Rabu (10/3/2021), infeksi dengan varian baru menyebabkan 227 kematian dalam sampel dari 54.906 pasien Covid-19. Sementara, sebagai pembandingnya, terdapat 141 kematian di antara sejumlah pasien yang sama yang terinfeksi dengan varian lain.

“Ditambah dengan kemampuannya untuk menyebar dengan cepat, ini membuat B117 menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius,” kata peneliti di Exeter University, Robert Challen, yang ikut memimpin studi tersebut, dikutip Reuters.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut