Taliban Tetap Kirim Bantuan Gempa ke Turki dan Suriah meski Negaranya Dihantam Krisis
Di Suriah, korban tewas akibat gempa dahsyat telah melampaui 2.500 jiwa. Jumlah itu diperoleh dari media pemerintah setempat dan layanan penyelamatan yang beroperasi di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak.
Tim penyelamat White Helmets mengatakan di Twitter bahwa jumlah korban di daerah yang dikuasai pemberontak telah meningkat menjadi lebih dari 1.280 orang tewas dan lebih dari 2.600 orang lainnya yang terluka.
“Jumlahnya diperkirakan akan meningkat secara signifikan karena keberadaan ratusan keluarga di bawah reruntuhan, lebih dari 50 jam setelah gempa,” tulis White Helmets.
Sementara di Afghanistan sendiri, ratusan orang juga tewas dalam beberapa pekan terakhir karena cuaca dingin dan krisis ekonomi. Banyak kelompok bantuan telah menangguhkan sebagian operasinya karena pemerintahan Taliban memutuskan melarang pekerja LSM perempuan terlibat.
Akibatnya, banyak badan-badan tersebut tidak dapat menjalankan banyak program di negara konservatif itu. Para diplomat Barat menegaskan, tidak akan mempertimbangkan untuk mengakui secara formal pemerintahan tersebut kecuali jika Taliban mengubah arah hak-hak perempuan.
Terlepas dari pemotongan dana pembangunan yang pernah menjadi tulang punggung anggaran negara Afghanistan, Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan, administrasi Taliban telah meningkatkan ekspor. Beberapa di antaranya batu bara ke negara tetangga Pakistan dan pengumpulan pendapatan tetap kuat, termasuk dari bea cukai dan royalti pertambangan.
Editor: Umaya Khusniah