LUHANSK, iNews.id – Kelompok pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina Timur mengklaim dua warga sipil di daerah itu tewas ditembak tentara Ukraina. Insiden itu semakin menambah panas situasi di Wilayah Donbas yang bergejolak.
Kantor berita Rusia, RIA melaporkan, penembakan itu terjadi pada Minggu (20/2/2022) malam. Peristiwa itu juga dibenarkan oleh perwakilan dari Republik Rakyat Luhansk (LPR)—entitas yang memproklamasikan diri sebagai negara merdeka dari Ukraina.
Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Nobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Pasukan Kiev dan kelompok pemberontak saling tuduh soal pelanggaran gencatan senjata dalam perang yang sudah berlangsung sejak 2014. Eskalasi konflik pun meningkat selama beberapa hari terakhir, ditandai dengan penggunaan persenjataan berat seperti mortir dan artileri.
Menurut laporan Sputnik, ada 66 pelanggaran gencatan senjata oleh tentara Ukraina yang tercatat di LPR.
Donbas Memanas, Swiss Setop Penerbangan ke Ukraina
Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), Helga Schmid, pada Minggu mengatakan di Twitter bahwa Misi Pemantauan Khusus (SMM) OSCE ke Ukraina mencatat peningkatan penggunaan senjata berat yang dilarang oleh Perjanjian Minsk. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya dengan cepat laporan kerusakan dan korban.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku