ANKARA, iNews.id - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berupaya memblokir media sosial di negaranya saat serangan ke Jalur Gaza.
Rencana itu muncul setelah warga Israel keturunan Arab di berbagai kota berdemonstrasi menentang serangan ke Jalur Gaza.
1 Juta Warga Filipina Diminta Mengungsi ketika Topan Super Fung-wong Mendekat
Seperti diketahui demonstrasi warga keturunan Arab pecah di beberapa kota Israel untuk menentang serangan ke Gaza, hingga menewaskan beberapa orang. Massa bentrok dengan kelompok Yahudi serta kepolisian.
Menurut media lokal Israel, mengutip beberapa pejabat pemerintah, melaporkan, Netanyahu merekomendasikan pemblokiran media sosial dua kali, namun sarannya ditolak Jaksa Agung Avichai Mandelblit serta pejabat lainnya.
Sedih, Gadis Kecil Tewas akibat Serangan Israel saat Mewarnai Bendera Palestina dan Turki
Rencana itu digulirkan Netanyahu untuk mencegah kerusuhan meluas karena warga keturunan Arab memanfaatkan media sosial untuk menggalang dukungan, terutama melalui TikTok.
Namun salah satu media, Walla News, melaporkan bukan Netanyahu yang merekomendasikan pemblokiran media sosial, namun dia justru mendukung masukan dari para pejabat keamanan.
Mantan Menhan Israel Salah Tunjukkan Foto Rumah Sakit di Gaza saat Menyalahkan Hamas
Serangan Israel ke Gaza sejauh ini menewaskan 255 orang, termasuk 66 anak-anak, serta dan lebih dari 1.900 lainnya luka. Sementara kebrutalan tentara Israel di Tepi Barat menewaskan sedikitnya 34 warga Palestina terhitung sejak 13 April.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku