Tradisi Unik Rambut Bertanduk Palsu Suku Miao, Cara Mengenang Leluhur dan Percantik Diri
Wig ini dipakai oleh para gadis muda dalam acara tertentu. Di antaranya pernikahan, acara adat atau festival.
Wig tersebut dipakai sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur. Bentuk yang menyerupai tanduk sapi menandakan bahwa Suku Miao menghormati sapi sebagai hewan sakral.
Berdasarkan kepercayaan Suku Miao, zaman dahulu tradisi itu dilakukan untuk menakut-nakuti binatang buas saat mereka bertani di daerah pegunungan. Hiasan kepala berbentuk tanduk itu diperkirakan memiliki berat hingga 4 kilogram.
Namun saat ini sebagian besar diganti dengan benang wol. Selain itu wig ini hanya menyimpan seikat rambut nenek moyang untuk mengenangnya.
Selain wanita, para pria Suku Miao juga turut mengenakannya sebagai hiasan kepala. Namun, lambat laun laki-laki di suku ini meninggalkannya lantaran sulit bergerak. Sementara para perempuan tetap mempertahankannya.
Meskipun masyarakat Miao kini tidak lebih dari 5.000 orang, tetapi tradisi ini tetap dilakukan. Mereka kerap mengenakan hiasan kepala pada saat Festival Tari Bunga dan perayaan Tahun Baru Imlek.
Bagi orang pada umumnya sejarah ditulis dalam buku. Namun bagi perempuan Miao, sejarah berada di atas kepala mereka.
Editor: Umaya Khusniah