Trump kepada Ukraina: Serahkan Wilayah ke Rusia atau Lanjut Perang?
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan pernyataan yang menimbulkan kegelisahan bagi Ukraina. Dalam komentarnya yang dikutip Rabu (26/11/2025), Trump secara terang mengindikasikan bahwa jalan menuju perdamaian mensyaratkan Ukraina merelakan sebagian wilayahnya ke tangan Rusia.
Pesan Trump kepada Ukraina pun mengerucut pada dua pilihan tajam, lanjut perang dengan risiko puluhan ribu nyawa melayang atau menyerahkan wilayah sebagai harga perdamaian.
Trump berbicara dalam penerbangan menuju Florida di pesawat kepresidenan Air Force One. Dia mengatakan dinamika konflik selama beberapa bulan terakhir jelas menunjukkan satu arah.
“Jika Anda perhatikan, situasinya hanya bergerak ke satu arah. Pada akhirnya, wilayah itu, dalam beberapa bulan ke depan, mungkin akan tetap dikuasai Rusia,” ujarnya, seperti dikutip dari Sputnik.
Negosiasi Rumit, tapi Mengarah pada Penyerahan Wilayah
Menurut Trump, proses negosiasi yang sedang berlangsung antara pihak-pihak terkait kini berfokus pada isu perbatasan, sesuatu yang dia sebut sebagai proses yang sangat rumit. Dia menlanjutkan diskusi di belakang layar sudah mengarah pada perpindahan wilayah sebagai bagian dari kesepakatan damai.
“Ya, mereka bicara soal tanah yang berpindah tangan, berusaha membersihkan perbatasan, prosesnya rumit,” kata Trump.
Pernyataan ini memberi sinyal bahwa Washington, lewat pemerintahan Trump, siap mendorong formula damai yang mencakup kompromi teritorial, termasuk penerimaan fakta bahwa beberapa daerah Ukraina yang telah dikuasai Rusia, seperti Donbass yang meliuputi Luhansk dan Donetsk serta Krimea, kemungkinan besar tidak akan kembali ke Kiev.
Pesan Keras Trump: Pilih Nyawa atau Tanah
Dalam komentarnya, Trump menggambarkan dilema eksistensial yang harus dihadapi Ukraina, mempertahankan setiap jengkal wilayah dengan mempertaruhkan puluhan ribu nyawa, atau menerima kehilangan wilayah demi menghentikan perang.
“Apakah Anda ingin berperang dan kehilangan nyawa 50.000 sampai 60.000 orang lagi, atau Anda ingin bertindak sekarang?” ujarnya.
Trump menambahkan dalam beberapa kasus, perpindahan wilayah memang sudah terjadi secara de facto, dan negosiasi saat ini hanya berupaya merumuskan bentuk “penyelesaian” dari realitas tersebut.
Tekanan untuk Kiev di Tengah Kelelahan Perang
Pernyataan Trump hadir pada saat Ukraina berada dalam kondisi tertekan secara militer, ekonomi, dan moral. Kelelahan perang yang berkepanjangan mendorong Kiev semakin bergantung pada dukungan politik dan diplomatik Washington. Namun pesan terbaru dari Trump menunjukkan bahwa bantuan AS di era kepemimpinannya kemungkinan datang dengan syarat yang jauh lebih keras.
Pernyataan Trump juga berpotensi menempatkan Presiden Volodymyr Zelensky dalam posisi sulit, terutama ketika Ukraina berusaha mempertahankan dukungan Eropa dan tidak ingin dianggap rela mengorbankan kedaulatan teritorialnya.
Editor: Anton Suhartono