Trump Kritik Joe Biden Habis-habisan soal Perang Rusia-Ukraina, Sebut Perang Dunia III
WASHINGTON, iNews.id - Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump mengkritik pemerintahan Joe Biden dalam menangangi perang Rusia-Ukraina. Dia menyebut cara AS menangani Rusia berpotensi memicu Perang Dunia III.
Dalam pidatonya kepada para pendukung Partai Republik di acara Faith and Freedom Coalition Road do Majority di Tennessee, Jumat (17/6/2022), Trump menegaskan pendekatan AS dalam menyikapi perang tidak tepat.
"Ada perang di Ukraina ... Ribuan dan ribuan orang sekarat, bahkan mungkin itu bisa mengarah kepada Perang Dunia III, karena cara kita dalam menanganinya," kata Trump.
Dia juga mengkritik negara-negara Eropa karena memberikan bantuan lebih sedikit dibandingkan apa yang dikirim AS ke Ukraina. Menurut Trump, Eropa seharusnya memberikan bantuan lebih besar daripada AS karena mereka lebih terdampak perang.
Lebih lanjut Trump yakin jika dia masih menjadi presiden AS perang tak akan terjadi.
AS, kata dia, juga telah kehilangan rasa hormat dari negara-negara seluruh dunia sebagai akibat dari kebijakan luar negeri pemerintahan Joe Biden.
Ini bukan kritikan pertama Trump terhadap Biden soal perang Rusia-Ukraina. Para Maret lalu, dia menyentil Biden serta pendahulunya, Barack Obama.
Trump menyinggung soal bantuan militer AS terhadap Ukraina yang diberikan selama pemerintahan Biden dan Obama sejak perang 2014. Saat itu AS di bawah pemerintahan Obama memberikan bantuan militer ke Ukraina yang berperang melawan kelompok separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk, dua wilayah yang berusaha memisahkan diri dari Ukraina.
“Saya lah yang mengirim Javelin (rudal anti-tank), bukan Obama. Obama kirim selimut," ujar Trump.
Hal senada disampaikan mantan wakil Trump, Mike Pence, mengatakan semua senjata yang digunakan pasukan Ukraina melawan Rusia hingga Maret lalu adalah kiriman dari pemerintahan Trump.
“Pemerintahan Obama-Biden hanya mengirim makanan dan selimut," kata Pence.
Pemerintahan Obama memang tidak mengirim senjata mematikan kepada militer Ukraina pada 2014. Namun Obama tak hanya memberikan selimut. Ketika itu pemerintahan Obama khawatir mengirim senjata mematikan termasuk rudal Javelin bisa memprovokasi Presiden Vladimir Putin untuk meningkatkan konflik di Donbass.
Editor: Anton Suhartono