Trump Telepon 2 Politisi Swedia, Berterima Kasih Diusulkan Jadi Penerima Nobel Perdamaian
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghubungi dua anggota parlemen Swedia untuk menyampaikan terima kasih telah diusulkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2021.
Trump dianggap berjasa karena menjadi penengah perdamaian Uni Emirat Arab dengan srael. Penandatanganan perdamaian digelar pekan lalu di Gedung Putih, Washington DC, bersama Bahrain. Selain itu Trump berupaya mendamaikan dua pihak berseteru di Balkan, yakni Kosovo dan Serbia.
"Saya sedang dalam perjalanan ke kandang kuda dengan putri saya saat Presiden @realDonaldTrump menelepon dan berterima kasih kepada atas nominasi Hadiah Nobel Perdamaian," kata anggora parlemen Partai Demokratik Kristen, Magnus Jacobsson, dalam cuitan.
Dalam sambungan telepon itu, Jacobsson dan Trump berbincang mengenai perdamaian di Timur Tengah dan Balkan.
"Saya berharap Presiden beruntung dengan proses perdamaian itu," katanya, disertai dengan foto Trump yang tersenyum duduk di meja kerjanya di Ruang Oval.
Anggota parlemen Norwegia lain dari Partai Kemajuan, Christian Tybring-Gjedde, mengatakan dia juga menerima telepon dari Trump pada Senin (21/9/2020).
"Itu hanya berterima kasih kepada saya atas nominasinya. Saya terkejut. Dia sangat baik dengan melakukan itu, saya rasa tidak semua orang bisa melakukan itu. Dia sangat baik," ujarnya, kepada AFP, namun menolak membeberkan rincian pembicaraan dengan Trump.
Pada awal September, Christian dan dan Jacobsson mengajukan nama Trump sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2021. Christian memuji peran Trump dalam menormalisasi hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel. Sementara Jacobsson memuji upaya mediasi antara Serbia dan Kosovo, dua negara yang berkonflik lebih dari 20 tahun setelah perang Balkan.
Namun, sebagian analis menilai langkah Trump untuk bisa membawa pulang hadiah bergengsi tersebut tidak mudah.
Institut Nobel selaku penyelenggara menegaskan, nominasi dari anggota parlemen sama sekali bukan indikasi seseorang bisa mememangkan Hadiah Nobel Perdamaian.
Editor: Anton Suhartono