Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Uji Coba Rudal Burevestnik Tak Sama dengan Jajal Senjata Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

Ubah Kebijakan, Facebook Izinkan Ujaran Kebencian terhadap Tentara Rusia dan Kematian Putin

Jumat, 11 Maret 2022 - 18:45:00 WIB
Ubah Kebijakan, Facebook Izinkan Ujaran Kebencian terhadap Tentara Rusia dan Kematian Putin
Facebook bolehkan ujaran kebencian terhadap tentara Rusia serta seruan kematian untuk Vladimir Putin (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Perusahaan raksasa teknologi Meta membolehkan pengguna Facebook dan Instagram di beberapa negara melontarkan ujaran kebencian bahkan kekerasan terhadap tentara Rusia dan Presiden Vladimir Putin dalam konteks invasi Ukraina.

Dalam email internal yang dilihat Reuters, Kamis (10/3/2022), dua platform media sosial itu untuk sementara akan mengubah kebijakan soal ujaran kebencian dan kekerasan.

Selain itu Facebook dan Instagram untuk sementara mengizinkan beberapa postingan yang mengharapkan kematian Presiden Rusia Vladimir Putin atau Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

"Sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina, untuk sementara kami mengizinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya dikategorikan melanggar, seperti ujaran kekerasan 'kematian bagi penjajah Rusia'. Kami tetap tidak mengizinkan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia," kata juru bicara Meta, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/3/2022).

Seruan kematian kedua pemimpin Rusia dan Belarusia akan diizinkan, kecuali memasukkan target lain atau mengandung dua indikator, seperti lokasi dan metode.

Dalam email yang baru-baru ini dikirim ke moderator, Meta menyoroti perubahan dalam kebijakan ujaran kebencian yang berkaitan dengan tentara dan warga Rusia dalam konteks invasi.

"Kami mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan pernyataan kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian dalam kondisi: (a) menargetkan tentara Rusia, kecuali tawanan perang, atau (b) menargetkan warga Rusia di mana jelas bahwa konteksnya adalah invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten menyebutkan invasi, pembelaan diri, dll)," bunyi keterangan email.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut