Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Terima Dubes Rusia dan Pengusaha di Istana, Apa yang Dibahas?
Advertisement . Scroll to see content

Ukraina Dilaporkan Kekurangan Suku Cadang Senjata Howitzer Kiriman Jerman

Sabtu, 19 November 2022 - 13:29:00 WIB
Ukraina Dilaporkan Kekurangan Suku Cadang Senjata Howitzer Kiriman Jerman
Tentara Ukraina menggunakan senjata Howitzer kiriman Barat untuk melawan Rusia (ilustrasi). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BERLIN, iNews.idMiliter Ukraina menghadapi kekurangan suku cadang untuk howitzer berpenggerak mandiri kiriman Jerman, Panzerhaubitze 2000 (PzH 2000). Hal itu diungkapkan oleh majalah Spiegel dalam laporannya, Jumat (18/11/2022), dengan mengutip sumber dari militer Jerman (Bundeswehr).

Menurut laporan tersebut, Berlin telah mengirimkan 14 unit PzH 2000 ke Ukraina. Namun, Kementerian Pertahanan Federal Jerman tidak memesan suku cadang tepat waktu untuk pemeliharaan rutin howitzer agar tetap beroperasi. Kesalahan perencanaan dalam proses pemesanan suku cadang itu secara signifikan membahayakan kesiapan tempur howitzer Jerman di Ukraina.

Sebagian besar sistem artileri yang dikirim oleh Jerman ke Ukraina membutuhkan perbaikan. Sumber dari Bundeswehr mengatakan bahwa Ukraina menembakkan sekitar 300 peluru sehari, yang secara signifikan menghabiskan sistem senjata.

Enam howitzer Jerman telah dikirim ke Lithuania untuk diperbaiki. Namun, karena kekurangan suku cadang, spesialis teknis harus membongkar salah satu howitzer menjadi beberapa bagian dan meninggalkannya di Lithuania untuk sementara waktu.

Menurut Spiegel, kekurangan suku cadang itu tidak mengejutkan. Pada akhir musim panas, Departemen Pengadaan Bundeswehr telah meminta Kementerian Pertahanan Jerman untuk memesan suku cadang untuk howitzer dan beberapa sistem roket peluncuran MARS II karena memerlukan waktu pengiriman yang lama. Akan tetapi, belum ada pesanan yang dilakukan oleh kementerian sampai sejauh ini.

Sejak Rusia meluncurkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari, negara-negara Barat telah memberikan bantuan kemanusiaan, militer, dan keuangan kepada Kiev. Moskow mengecam aliran senjata ke Ukraina dari sekutu Baratnya, dengan mengatakan hal itu sama saja dengan menuang minyak ke dalam api.

Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak terlibat lebih jauh dalam konflik tersebut. Sementara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan NATO telah menyatakan bahwa mereka bukan pihak dalam permusuhan meskipun telah melatih tentara Ukraina, mengirim instruktur dan perangkat keras mereka ke Ukraina, dan menyediakan intelijen.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut