BRUSSELS, iNews.id – Uni Eropa menganggap China sebagai musuh sistemik. Alasannya adalah catatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di negeri tirai bambu.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, persoalan HAM China menjadi isu utama yang memisahkan negara itu dari Uni Eropa. Hal itu pula yang menjadikan China sebagai musuh sistemik bagi Uni Eropa, demikian dikatakan
Viral! Helikopter Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang: Ekor Patah, Masih Nekat Terbang lalu Hantam Rumah
“Kami (Uni Eropa dan China) adalah pesaing ekonomi yang tangguh, tidak diragukan lagi, dan untuk itu kami membutuhkan instrumen,” kata von der Leyen pada Selasa (15/6/2021), saat konferensi pers seusai menggelar pembicaraan dengan Presiden AS Joe Biden.
Menurut dia, Uni Eropa membutuhkan instrumen keamanan di pasar digital, misalnya untuk kotak peralatan 5G. Di luar itu, Eropa juga perlu investasi langsung dari asing, penyaringan investasi, guna memastikan bahwa terdapat lahan permainan yang setara.
China Klaim Populasi Muslim Uighur di Xinjiang Naik 16,2 Persen sejak 2010
“Ketika menyangkut sistem itu sendiri, hak asasi manusia dan harga diri manusia, itulah isu utama yang secara terang-terangan memisahkan kami,” ucap von der Leyen.
Posisi China di mata Barat semakin tersudutkan akhir-akhir ini. Pada Minggu (13/6/2021) para pemimpin G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang isinya memarahi China atas serangkaian masalah, termasuk menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Komentar G7 itu pun menuai kecaman China, karena dianggap terlalu mencampuri urusan internal negeri tirai bambu. Beijing selalu mengklaim Taiwan sebagai bagian dari China.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku