Vaksin Covid-19 Kontroversial Bikinan Rusia Mulai Disuntikan ke 40.000 Orang Pekan Depan
MOSKOW, iNews.id - Rusia akan mulai menguji khasiat vaksin Covid-19 yang kontroversial pekan depan. Kremlin mengatakan pengujian itu akan melibatkan puluhan ribu orang.
Awal Agustus ini, Rusia mengklaim menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin Covid-19 dengan nama Sputnik V. Pengumuman itu ditanggapi dengan sangat hati-hati oleh para ilmuwan, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan vaksin tersebut karena dianggap belum memenuhi standar keamanan yang ketat.
Dilansir dari Strait Times, Sabtu (22/8/2020), otoritas berwenang Rusia yang mendanai proyek vaksin Covid-19 mengatakan bahwa uji "imunogenisitas dan keamanan vaksin Sputnik V" akan dimulai minggu depan yang melibatkan lebih dari 40.000 orang.
Rusia mengklaim uji imunogenisitas itu setara dengan uji coba tahap tiga yang tengah dilakukan pada vaksin lain.
Kirill Dmitriyev, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia, mengatakan dalam pengarahan online bahwa vaksinasi pada kelompok orang berisiko termasuk tenaga medis juga akan dimulai pada minggu depan atas dasar sukarela.
Dmitriyev mengklaim lebih dari 20 negara telah mengajukan pemesanan lebih dari satu miliar dosis vaksin Sputnik V, serta Rusia telah menjalin perjanjian dengan beberapa negara untuk memproduksinya.
Dia mengatakan vaksinasi massal di Rusia diharapkan dapat dimulai pada Oktober mendatang, kemudian pengiriman ke luar negeri pada November atau Desember.
Meskipun sempat diliputi kritikan keras dari para ahli yang mengatakan Rusia terlalu terburu-buru membuat vaksin Covid-19, Dmitriyev mengatakan skeptisisme mulai berkurang.
"Kami telah melihat perubahan nada yang signifikan dari WHO. Tadinya, mereka kurang memiliki informasi yang cukup tentang vaksin Rusia, sekarang sudah dikirimkan informasi dan akan dievaluasi," katanya.
"Kami tidak melihat adanya hambatan bagi regulator individu untuk menyetujui vaksin Rusia tanpa persetujuan dari WHO," lanjutnya.
Rusia tercatat sebagai salah satu negara Eropa paling terdampak Covid-19, sejak dinyatakan sebagai pendemi oleh WHO pada Januari lalu terdapat lebih dari 942.000 kasus infeksi dengan angka kematian menyentuh 16.189.
Editor: Arif Budiwinarto