Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pria Ini Dipecat dari Pekerjaan gara-gara Sering Izin ke Toilet
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

“Membakar buku-buku agama (menjadi kejahatan), ini seperti hukum Islam menentang penistaan, membuat norma agama lebih penting daripada norma-norma sekuler. Apakah China adalah negara yang religius?!" tulis seorang pengguna Weibo, seperti dilaporkan The Star, Senin (29/10/2018).

Posting-an itu disukai lebih dari 1.700 kali.

Islamophobia online di China semakin meluas, meskipun populasi Muslim di sana mencapai sekitar 23 juta.

Berita tentang "perlakuan khusus" terhadap Muslim, seperti promosi kue bulan halal bagi mahasiswa Muslim di sebuah universitas di Beijing tahun lalu dan insiden kekerasan anti-Han di Provinsi Xinjiang yang berpenduduk mayoritas Muslim dalam beberapa tahun terakhir, memicu gelombang komentar Islamophobia di media sosial China.

Sebuah makalah penelitian baru-baru ini oleh Luwei Rose Luqiu dan Fan Yang menemukan stereotip negatif dari Muslim dan Islam di media China.

Banyak tulisan yang diterbitkan Global Times—media milik negara—selama setahun terakhir, yang menggambarkan budaya Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang sebagai komunitas terbelakang, takhayul, dan membutuhkan modernisasi.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut